Artikel ini adalah guest post dari Novistiar Rustandi. Ia adalah seorang konsultan dan pengusaha dengan pengalaman lebih dari 9 tahun di business process dan control improvement, internal auditing, information technology general control, system implementation, dan konsumen Internet. Novis saat ini bekerja sebagai Manajer di PricewaterhouseCoopers di Washington, DC. Ia juga adalah founder dari AutoSally dan CoolFounders |
Setelah dag-dig-dug menunggu di standby list, akhirnya saya duduk dengan aman tenteram di kelas premium ekonomi United Airline jurusan Washington – San Francisco. Karena telat bangun, saya tertinggal pesawat dan terpaksa masuk standby list untuk pesawat berikutnya. Untungnya United masih memberikan kehormatan dengan memberi saya nomor urut 1 di standby list karena ternyata hanya ada 1 kursi yang akhirnya tersedia. Saat memberikan tiket standby, sang petugas berkata, “Pesawat berikutnya sebenarnya juga penuh, tetapi mudah-mudahan saja ada penumpang (bodoh seperti anda) yang tidak jadi berangkat.” Kata “bodoh seperti anda” tentu saja tidak dia ucapkan, tetapi hanya diungkapkan melalui senyuman.
Jam 10:15am saya akhirnya tiba di San Francisco dan langsung pergi ke perpustakaan umum di Menlo Park untuk menulis blog ini sambil menunggu acara Founder Showcase dimulai. Founder Showcase adalah sebuah acara untuk startup yang diadakan setiap tiga bulan oleh The Funded (The Funded adalah sebuah website yang dimulai oleh Adeo Ressi khusus bagi founder dan CEO startup di Amerika dimana mereka dapat membagikan pengalaman mereka dengan dam memberikan rating untuk angel investor dan venture capitalist). Dalam acara ini 10 startup yang dipilih oleh founder dan CEO member dari The Funded diberikan kesempatan untuk melakukan pitch dan medapat masukan dari para juri. Selain itu, akan dipilih satu startup pemenang yang diputuskan berdasarkan pilihan hadirin dan juri. Saya merasa sangat beruntung bisa menghadiri acara Founder Showcase Summer 2010 karena acara ini sangat menarik dan saya juga dapat bertemu beberapa teman sekelas dari the Founder Institute Silicon Valley Class Summer 2009.
Tepat pukul 6:00pm, acara Founder Showcase pun dimulai dengan kehadiran kurang lebih tiga ratus orang yang memenuhi auditorium Microsoft University yang berlokasi di Mountain View. Acara dibuka oleh Adeo Ressi yang bertindak sebagai MC pada malam itu. Pembicara pertama adalah Jason Calacanis, founder dari Mahalo.com dan salah satu figur yang cukup terkenal dan berpengaruh di dunia startup di Amerika. Ia juga yang memulai TechCrunch50 bersama Mike Arrington sebelum mereka berselisih dan memutuskan untuk tidak membuat TechCrunch50 kembali (Mike akan memulai TechCrunch Disrupt sedangkan Jason mengatakan ia akan memulai Launch tahun ini).
Jason terkenal sebagai orang yang berbicara apa adanya, bahkan kadang-kadang terlalu jujur alias “mean”. Tetapi dia juga memberikan nasihat-nasihat yang baik. Salah satunya adalah semua founder harus selalu fokus untuk membuat produk yang baik, jangan pedulikan “timing”. Kadang-kadang memang kita menunggu timing yang baik untuk membuat suatu produk. Tapi sebenarnya tidak ada yang tahu kapan waktu yang tepat untuk memulai suatu startup atau produk. Yang jelas, bagi produk yang baik, timing tidak menjadi persoalan. “If you find your product is suck, work hard to make it less suck!”
Jason juga mengecam beberapa forum angel investor yang mengharuskan founder untuk membayar sejumlah uang yang cukup besar agar bisa pitch startup mereka didepan anggota forum tersebut. Sebelum bicara dia menanyakan apakah ada perwakilan dari Keiretsu Forum, sebuah forum yang menarik bayaran dari founder. Karana ada seseorang yang mengangkat tangannya, saya kira Jason tidak akan bicara lebih lanjut, tetapi tidak, dia malah bilang “Oh you, yes, I remember we exchanged some emails before” lalu meneruskan bicara panjang lebar betapa jeleknya praktik seperti itu. Mendengar apa yang dikatakan Jason, saya yakin muka orang itu panas karena marah. Tapi disinilah saya senangnya, biarpun ada perbedaan pendapat yang sangat besar, mereka semua tidak sampai berkelahi, tetapi lebih banyak berdiskusi bertukar pendapat. Jason pada kesempatan itu juga mengumumkan bahwa dia akan memulai Open Angel Forum, suatu forum angel investor yang tidak mengharuskan founder membayar untuk pitch startup mereka.
Pada akhir pembicaraannya, Jason memberikan memberikan beberapa nasihat bagi founder untuk mendapat investasi dari angel investor sebagai berikut:
Setelah Jason selesai berbicara, dimulailah acara pitch para startup berikut:
Para juri pada acara malam ini adalah orang-orang yang cukup terkenal di dunia startup yaitu Sarah Lacy dari TechCrunch, Jason Calacanis, George Zachary, General Partner, Charles River Ventures, Jed M. Katz, Managing Director, Javelin Venture Partners, dan Rebecca Lynn, Partner, Morgenthaler Ventures. Pada saat jeda, saya menggunakan kesempatan langka ini untuk berbicara dengan Sarah, Jason, dan George untuk memperkenalkan AutoSally dan CoolFounders. Sayang sekali karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat berbicara dengan Jed dan Rebecca. Menggembirakan sekali karena respon mereka semua akan konsep AutoSally sangat positif, malahan jauh lebih positif daripada komentar yang mereka berikan kepada beberapa startup yang melakukan pitch pada malam itu. Sewaktu berbicara dengan Jason, saya sudah siap-siap saja menghadapi kemungkinan terburuk karena tahu dia berbicara apa adanya. Tetapi, ternyata dia berpendapat bahwa konsep AutoSally cukup baik dan bisa membantu memecahkan real people problem. Dia bahkan memberikan masukan mengenai pemasaran dan menceritakan pengalaman OpenTable sewaktu mereka baru saja meluncurkan website mereka. Dia mengatakan bahwa saya harus belajar dari dan meniru pengalaman OpenTable karena AutoSally menghadapi tantangan yang sama, “chicken and egg problem” dan dealing dengan banyak bisnis kecil. Hal ini tentu saja semakin memberikan semangat kerja. Pada kesempatan lain, saya juga sempat mempitch AutoSally kepada Mike Arrington, TechCrunch, Phillip Kaplan, founder dari Blippy.com dan AdBrite, dan Bubba Murrarka, Facebook Business Development, semuanya juga memberikan tanggapan yang positif. Tentunya semua ini tidak ada artinya tanpa eksekusi yang sempurna (so Sagad, Sabtu ini begadang lagi).
Sebelum pengumuman pemenang, acara terakhir adalah wawancara Sarah Lacy dengan Elon Musk, Founder dari PayPal dan sekarang adalah Chairman, CEO dan Product Architect of Tesla Motors, CEO dan CTO dari Space Exploration Technologies (SpaceX) dan Chairman of the Board of Solar City. Wuuuiiihhhhh… what a genius! Saya sedikit kaget juga ketika mendengar cara Elon berbicara. Saya pikir orang sepintar dan sesukses dia akan bicara dengan lantang dan sedikit sombong. Ternyata saya salah, Elon sangat humble, malah terkesan sedikit malu-malu. Kalau ketemu dijalan, tidak mungkin saya akan berpikir dia seorang jutawan. Elon bicara sedikit mengenai alasannya memulai startup-startup yang sangat berisiko tinggi ini. Bagi dia, kepuasan lebih penting dari uang. Ini terbukti dengan dia menginvestasikan uangnya sebesar $100 juta di SpaceX dan $75 juta di Tesla. Orang biasa tidak mungkin mau menginvestasikan uang sebesar itu didua perusahaan yang memiliki kemungkinan gagal yang sangat besar. Salah satu prestasi SpaceX adalah bisa menekan biaya pembuatan pesawat ruang angkasa hanya sebesar $500 juta (bandingkan dengan $10 billion yang dihabiskan untuk membuat roket Arianne!). Yang menarik juga kebanyakan orang akan berpikir membuat electric car akan jauh lebih mahal daripada membuat Internet startup. Mereka salah, karena untuk membesarkan PayPal sampai dengan IPOnya, dikeluarkan uang sebesar $200 – 250 juta (bandingkan dengan “hanya” $75 juta untuk Tesla).
Elon Musk at the Founder Showcase from Adeo Ressi on Vimeo.
Akhirnya acara pengumuman pemenang dimulai dan seperti yang telah saya duga, SeePort memenangkan hadiah pertama. Banyak orang, terutama yang mempunyai keluarga, pacar, atau teman dikota atau bahkan negara yang berbeda akan membutuhkannya. Dengan SeePort, mereka bisa selalu berkomunikasi melalui Internet dan melihat video. Saya sempat berbincang-bincang dengan Lauren Elliot, SeePort founder, yang kebetulan juga teman sekelas sewaktu di Founder Institute dulu. Menurut Lauren, SeePort tidak membutuhkan koneksi Internet dengan kecepatan super tinggi dan akan dijual dengan harga sekitar $150. Setelah itu, pemakai tidak akan dikenakan biaya apa-apa lagi, jadi benar-benar $150 seumur hidup! Wah PT Telkom harus hati-hati nih, telepon tidak akan laku lagi. Oh iya, Lauren juga mengatakan akan ada diskon khusus untuk alumni Founder Institute!
Setelah selesai, acara dilanjutkan dengan ngobrol-ngobrol dan networking. Saya berbicara dengan Sarah Lacy mengenai perjalanannya mengunjungi emerging markets. Sarah mengatakan bahwa dia baru saja menyelesaikan bukunya mengenai startup dan Internet business di emerging markets dan Indonesia diulas secara lengkap di chapter 9! Sarah sangat terkesan dengan potensi Internet business dan startup environment di Indonesia. Dia juga sangat suka dengan Jakarta, bahkan dia bilang lebih tertarik tinggal di Jakarta daripada Bali. Saya menanyakan apakah Sarah memiliki nasihat bagi entrepreneur di Indonesia. Menurut Sarah, Indonesian entrepreneurs harus belajar dari startups di China seperti Ten Cents or QQ. Potensi Indonesia sangat besar dan kedepannya akan banyak investors yang akan tertarik untuk menaruh uangnya di Indonesia. Entrepreneurs harus fokus membuat strong, good product yang benar-benar melokal dan jangan hanya membuat me too product. Kuasai pasar secepatnya supaya nanti menjadi target akuisisi perusahaan besar yang tertarik untuk ikut bermain. Untuk yang satu ini saya sempat menyatakan keraguan saya apakah konglomerat Indonesia berniat akuisisi perusahaan startup atau langsung membuat anak perusahaan sendiri. Sebagai contoh adalah PT Telkom dengan Plasa.com dan PT Global Media yang bekerja sama dengan Rangkuten dari Jepang. Daripada mengakuisisi Tokopedia, mereka lebih memilih untuk membuat online marketplace sendiri. Selain itu saya juga mengatakan budaya bangsa Indonesia yang lebih mencintai produk luar negeri daripada produk dalam negeri (contohnya FUPEI vs. Facebook dan Koprol vs. FourSquare). Sekali lagi, kata Sarah, jangan membuat me too product, buatlah sesuatu yang sangat local dan unik. Dan jangan lupa, buatlah a great product! Pokoknya kalo bukunya Sarah direlease nanti, saya akan beli!
Obrolan kemudian dilanjutkan di sebuah bar, Antonio’s Nut House, dan kemudian dilanjutkan lagi di rumah Adeo. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi waktu California atau pukul 6 pagi waktu DC (artinya saya sudah 24 jam tidak tidur!). Akhirnya saya putuskan untuk pulang ke hotel dan tidur karena saya ada janji bertemu dengan Adeo jam 10 pagi. Banyak sekali cerita yang saya dengar dan pelajaran yang saya dapat malam itu dari Sarah, Jason, dan Adeo. What a great night!
Keesokan harinya sebelum bertemu Adeo dirumahnya, seperti biasa saya menyempatkan diri melihat-lihat tempat-tempat beken yang berhubungan dengan dunia startup. Kali ini saya melewati Sand Hill Road di Palo Alto. Sand Hill Road adalah jalan yang cukup legendaris bagi dunia startup karena dijalan ini berkantor hampir semua venture capitalist beken seperti Sequoia Capital, Draper Fisher Jurvetson, dan Kleiner Perkins Caufield & Byers. Saya pikir kantor mereka akan mentereng semua, sekali lagi saya salah. Saya pikir kantornya lebih mirip resort dari kantor beneran. Bahkan kantor Kleiner Perkins lebih mirip resort. Bener, seperti di Pondok Putri Duyung!
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…