Kehadiran Windows 10 semakin mendorong keberadaan perangkat dengan layar sentuh, khususnya perangkat 2-in-1 yang dapat berubah antara notebook dan tablet. Tentu saja hal tersebut akan memiliki timbal balik dibandingkan dengan notebook konvensional.
ASUS yang merupakan pemain lama dalam dunia komputer, vendor ini mempunyai lini Transformer bagi para pengguna yang menginginkan notebook dan tablet sekaligus. Untungnya, TeknoJurnal kembali bisa mencicipi produk 2-in-1 berkualitas dari ASUS seperti ASUS Transformer Book Flip TP200SA.
Lalu bagaimana dengan kinerjanya? Apakah lebih cepat atau lambat dibandingkan notebook biasa? Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, berikut hasil dari pengamatan tim TeknoJurnal selama mencoba ASUS Transformer Book Flip TP200SA
TP200SA memiliki desain yang minimalis dengan bahan yang sedikit mengkilat ketika terkena cahaya. Tidak terlihat mahal atau terkesan murahan, namun ketika dipegang dapat dipastikan terasa seperti laptop premium ASUS lainnya.
Pada bagian samping kanan terdapat satu buah port USB dan audio port, sedangkan di samping kiri terdapat sisanya mulai dari tombol power, USB Type-C, hingga tombol volume. Adanya tombol power dan volume di samping membuatnya lebih mudah diakses saat modus tablet.
Seperti kebanyakan laptop saat ini, TP200SA masih menawarkan resolusi 1366 x 768 pixels dalam layar sentuh berukuran 11.6 inci. Layar tersebut menggunakan panel IPS dengan back-lit LED yang menampilkan kualitas gambar secara jelas dan menghasilkan warna cukup cerah.
Maka dari itu layar terasa sangat nyaman ketika tingkat kecerahan (brightness) berada di bawah 50%. Namun, saat tingkat kecerahan dinaikan menjadi maksimal akan terasa tajam dan membuat mata cepat lelah. Walaupun begitu, TP200SA mempunyai salah satu layar dengan kualitas terbaik di kelasnya.
Keyboard TP200SA memiliki bahan permukaan yang tidak mulus, sehingga tidak perlu khawatir akan cepat licin ketika tangan berkeringat. Touchpad juga terasa sangat nyaman dan halus, namun dengan adanya layar sentuh maka penggunaan touchpad menjadi sedikit kurang menarik.
Fitur Asus FlipLock secara otomatis akan menonaktifkan keyboard dan touchpad untuk menghindari tertekan secara tidak sengaja ketika menggunakan modus tablet. Sedangkan untuk layar sentuhnya cukup kokoh dan responsif dalam menerima sentuhan jari saat modus tablet maupun laptop.
ASUS TP200SA tidak memiliki spesifikasi yang sangat tinggi, namun masih tergolong sesuai harganya dan tetap memiliki kinerja yang baik. TP200SA mengusung prosesor Intel Celeron N3050 1.6 GHz, RAM 4GB, dan penyimpanan internal 64GB eMMC.
Penyimpanan internal yang ditawarkan terbilang kecil untuk kebutuhan saat ini, hal ini dikarenakan modelnya yang mengusung 2-in-1. Jika ingin menambah kapasitas menjadi lebih besar bisa menggunakan microSD melalui slot yang disediakan. Namun berkat digunakannya eMMC dibandingkan dengan Hard Disk Drive (HDD), TP200SA menghasilkan perpindahan data yang masih cepat dan lebih tahan dari bantingan maupun getaran.
Secara umum, TP200SA menghasilkan kinerja yang mulus untuk melakukan kegiatan sehari – hari seperti mengetik dokumen, berselancar internet, atau menonton video dalam waktu cukup lama. Sedangkan untuk melakukan pekerjaan berat secara intesif seperti rendering atau mungkin bermain video game, TP200SA tidak terlalu bisa diharapkan banyak.
Hasil benchmark ASUS TP200SA menggunakan PCMark 8 dalam keadaan yang sering ditemui mendapatkan nilai yang wajar dibandingkan kompetitornya.
ASUS TP200SA memiliki lubang ventilasi pada bagian bawah, namun tidak terasa sama sekali ada udara yang keluar maupun suara kipas. Walaupun begitu suhu panas yang dihasilkan tidak berlebihan, bahkan sangat nyaman digunakan secara lama dalam modus tablet sekalipun.
Setelah dilakukan pengecekan, suhu yang dihasilkan oleh prosesor terbilang stabil. Ketika dalam keadaan diam suhu yang dihasilkan sekitar 48 derajat Celcius dan ketika dalam keadaan kerja keras hanya naik hingga 53 derajat Celcius.
Salah satu hal paling penting dari sebuah barang elektronik yang bisa dibawa kemana saja adalah berapa lama perangkat tetap bisa menyala hingga perlu asupan daya kembali. TP200SA mampu bertahan hingga selama 9 jam 30 menit dalam pemakaian normal secara bergantian untuk berselancar internet, menonton film, dan melakukan pekerjaan ringan lainnya.
Daya tahan baterai tersebut masih bisa ditambah lagi hingga menembus angka 10 jam dengan cara mengurangi kecerahan layar atau mengaturnya dalam posisi hemat daya. Sedangkan untuk pengisian ulang daya hingga 100% dari 10% membutuhkan waktu sekitar 2 jam dalam keadaan laptop mati.
Berikut port – port yang dimiliki oleh ASUS EeeBook TP200SA.
Seluruh port tersebut sudah cukup untuk menyediakan segala kebutuhan konektivitas, bahkan bisa dikatakan masih memenuhi kebutuhan di masa datang. Sayangnya USB Type-C yang digunakan masih generasi 1 atau USB 3.1, sehingga belum seperti USB Type-C yang seharusnya.
Dengan harga Rp 6.099.000, ASUS TP200SA bisa menjadi salah satu yang harus dipertimbangkan jika menginginkan perangkat 2-in-1. Desainnya yang nyaman digunakan, daya tahan baterai yang cukup lama, hingga layar sentuh yang responsif menjadi keunggulannya.
Performa yang ditawarkan cukup untuk melakukan aktivitas sehari – hari dengan hasil gambar yang cukup tajam. Sayangnya besaran RAM dan kapasitas penyimpanan yang ditawarkan sangat kurang untuk era pemakaian saat ini. Oleh karena itu, ASUS TP200SA cocok bagi para pengguna yang memilih mobilitas ketimbang lainnya.
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…