Ulasan

Review ASUS ZenFone Max Pro M1 – Inikah Raja Baru di Ponsel Kelas Menengah?

ASUS baru-baru ini mengejutkan dunia perponselan di Indonesia dengan merilis ponsel ZenFone Max Pro M1, ponsel dengan spesifikasi yang wah namun harga yang miring.

Setelah sebelumnya ASUS fokus mengeluarkan ponsel yang mengedepankan fitur selfie dan kamera, kini mereka banting setir di ZenFone Max Pro M1 yang lebih ditujukan untuk mereka yang gemar bermain game.

Saya sendiri sudah menggunakan ponsel ini selama beberapa minggu dan saya dibuat terkesima oleh ASUS dengan performa yang dihadirkan oleh ponsel ini. Apalagi melihat rasio harga-performanya sangat bagus.

Perlu dicatat, varian ZenFone Max Pro M1 yang saya gunakan adalah varian RAM 3 GB dengan warna hitam yang mana juga varian paling murah dari ponsel ini.

Desain

ZenFone Max Pro M1 mengusung layar Full View Display yang mana ukuran bezelnya tipis. Ukuran ponselnya cukup besar untuk mengakomodasi besarnya layar yang digunakan.

Namun, layarnya tidak menggunakan pelindung kaca Gorilla Glass. ASUS hanya memberikan kaca pelindung tipis di atas layarnya.

Bagian depan ponsel ini mirip dengan ZenFone Max Plus M1. Tombol navigasi kapasitif dihilangkan dan pemindai sidik jari dipindahkan. Hanya tersisa kamera depan, speaker, dan sensor-sensor di bagian depan ponselnya.

Dibandingkan dengan ZenFone 4 Max Pro, bagian depan ponsel terlihat hampir hitam seluruhnya. Layar ketika kondisi mati terlihat lebih hitam sehingga menyatu dengan warna body ponsel yang hitam pula.

Ketika dipegang, ponsel terasa nyaman dan juga kokoh karena pinggirannya yang melengkung serta body-nya yang menggunakan material aluminium.

Pemindai sidik jari kini berada di bagian belakang ponsel tepatnya di atas logo ASUS. Di bagian belakang juga terdapat kamera ganda beserta flash.

Pada bagian sisi kanan ponsel terdapat tombol power dan pengatur volume. Bagian bawah terdapat konektor microUSB 2.0, jack earphone, dan speaker. Bagian sisi kiri terdapat slot 2 kartu SIM dan 1 microSD. Terakhir di bagian atas terdapat lubang mikrofon.

Layar

Ukuran layar ZenFone Max Pro M1 adalah 6″ dengan resolusi layar 1080 x 2160 piksel. Besarnya layar ponsel ini membuat konsumsi konten video atau bermain game lebih memuaskan.

Teknologi layarnya sendiri menggunakan teknologi IPS LCD. Selama saya gunakan, kualitas tampilan layar terlihat bagus tanpa ada yang mengganggu.

Tampilan layarnya cukup terang dan agak sedikit kuning. Warna tampilan layar ponsel bisa diatur di setelan ponsel jika ingin warnanya terlihat lebih dingin (kebiru biruan) atau terlihat lebih hangat (kekuning kuningan).

Karena rasio layarnya 18:9, otomatis kebanyakan video ketika ditonton akan menampilkan kolom hitam di bagian sisinya. Namun ini dapat dengan mudah diatasi dengan mengatur video menjadi mode Zoomed to Fill di aplikasi YouTube atau mode Crop di aplikasi pemutar video lainnya.

Untuk tampilan ketika bermain game, kebanyakan game saat ini sudah mendukung rasio 18:9 sehingga pengguna ponsel dapat memanfaatkan seluruh sudut layar ZenFone Max Pro M1 ketika memainkan game tersebut.

Performa dan Daya Tahan Baterai

Kiri: skor AnTuTu ZenFone Max Pro M1; Kanan: skor Geekbench

Di poin performa dan daya tahan baterai ini lah ZenFone Max Pro M1 bersinar. Ponsel ini menyajikan performa yang tinggi dan bahkan hampir menyaingi ponsel kelas flagship 2 tahun lalu seperti Samsung Galaxy S7.

ZenFone Max Pro M1 menggunakan salah satu chipset terbaru dari Qualcomm yaitu Snapdragon 636 dengan prosesor Octa-core 1.8 GHz Kryo 260 dan GPU Adreno 509.

Selama menggunakan ZenFone Max Pro M1, performa ponsel terasa gegas dalam melakukan berbagai aktivitas di ponsel. Sangat jarang sekali saya menemukan lag yang berarti. Walaupun RAM-nya hanya 3 GB, proses berganti ganti aplikasi pun masih terasa lancar.

Ketika saya coba bermain game terbaru seperti PUBG Mobile dan Final Fantasy XV Pocket Edition dengan setelan grafis medium, game dapat dengan lancar saya mainkan.

Untuk bermain game yang membutuhkan gerakan presisi seperti PUBG Mobile, terdapat sensor giroskop di ZenFone Max Pro M1 yang dapat membantu akurasi penembakan senjata.

Kualitas suara yang dihasilkan oleh speaker ponsel ini cukup keras dan jelas. Ketika digunakan untuk menelpon juga tidak ada masalah, suara lawan bicara terdengar jelas dan suara saya pun jelas sampai ke penerima.

Daya tahan baterai ponsel ini pun bagus melihat kapasitas baterainya yang besar. Untuk penggunaan berjejaring sosial, menggunakan aplikasi produktivitas, dan berselancar web, biasanya saya mendapatkan Screen on Time selama sekitar 7 jam sedangkan jika sering bermain game saya biasanya mendapatkan Screen on Time sekitar 5-6 jam.

Ponsel ini dapat digunakan seharian tanpa perlu khawatir kehabisan baterai. Namun karena kapasitas baterainya yang besar, otomatis pengisian daya baterai menjadi lebih lama.

Untungnya ASUS menggunakan teknologi pengisian daya cepat buatan mereka sendiri (bukan teknologi Qualcomm) untuk membantu mempercepat proses pengisian daya baterai.

Selama percobaan saya, membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk mengisi daya baterai dari 15% hingga ke 100% menggunakan pengisi daya bawaan ponsel dan ponsel tidak dalam kondisi tidak digunakan namun tetap aktif.

Saya sebelumnya sudah menguji coba secara detail tentang performa dan daya tahan baterai dari ZenFone Max Pro M1, selengkapanya bisa dicek di artikel tersebut.

Software

Saya adalah salah satu orang yang tidak masalah dengan tampilan sistem operasi Android dimodifikasi oleh vendor, namun saya juga bukan penyuka tampilan ZenUI dari ASUS. Untungnya di ZenFone Max Pro M1, ASUS menggunakan tampilan Android murni tanpa modifikasi.

ZenFone Max Pro M1 sudah menggunakan sistem operasi Android 8.1 (Oreo) namun perlu dicatat bahwa ponsel ini bukan ponsel Android One jadi belum pasti akan selancar ponsel Android One untuk urusan pembaruan sistem operasi.

Tidak ada fitur mencolok dari sisi software. Namun, entah kenapa mengeset gambar wallpaper lock screen agak rumit di ponsel ini. Biasanya ketika mengeset wallpaper akan ada pilihan akan mengeset wallpaper untuk tampilan home atau lockscreen. Untuk mengatasi hal ini, saya perlu menggunakan aplikasi tambahan dari Google Play.

Yang disayangkan dari penggunaan Android murni di ZenFone Max Pro M1 adalah hilangnya salah satu aplikasi yang paling saya suka dari ASUS di ponsel sebelumnya untuk manajemen baterai yaitu aplikasi PowerMaster.

Untuk manajemen penggunaan baterai, saya terpaksa menggunakan manajemen baterai dari Android yang menurut saya kurang lengkap dan lebih repot.  Di PowerMaster saya dapat dengan mudah memblokir aplikasi yang ingin auto start atau berjalan di latar ponsel sehingga menghemat baterai dan kapasitas RAM.

Jika ingin memblokir aplikasi dari berjalan di latar ponsel, kini harus masuk ke informasi aplikasi tersebut di penyetelan ponsel lalu menonaktifkan setelan Background Activity di menu Battery dari aplikasi tersebut.

Kamera

Kamera di ZenFone Max Pro M1 hasil fotonya sudah cukup ok sebetulnya untuk di kelas harganya. Kamera belakangnya mengusung kamera ganda (13 MP + 5 MP) untuk dapat mengambil foto bokeh. Untuk kamera depannya menggunakan kamera 8 MP.

Menurut saya bagusnya ASUS menghilangkan kamera belakang kedua tersebut dan lebih baik menggantikannya dengan fitur lain seperti sensor NFC agar ponsel menjadi lebih bermanfaat untuk penggunaan produktivitas.


Foto luar ruangan dengan mode auto (resolusi asli)


Foto dalam ruangan dengan mode auto (resolusi asli)


Foto dalam ruangan dengan mode bokeh (resolusi asli)


Foto selfie dengan mode auto (resolusi asli)


Foto dalam ruangan minim cahaya dengan mode auto (resolusi asli)

Foto luar ruangan pada malam hari dengan mode auto (resolusi asli)

Kesimpulan

ZenFone Max Pro M1 berhasil kembali menghadirkan sebuah ponsel ASUS dengan harga ekonomis tepatnya Rp.2.299.000 namun menghadirkan kualitas dan performa yang menakjubkan.

Kombinasi daya baterai yang tahan lama dan performa yang kencang membuat ponsel ini cocok baik untuk para gamer atau mereka yang mementingkan produktivitas.

Jika saja ZenFone Max Pro M1 juga dilengkapi dengan sensor NFC, ponsel ini akan menjadi ponsel produktivitas terbagus di kelas menengah.

* Artikel ini dirilis pertama kali di gadgetren.com, Gadgetren adalah situs divisi TeknoJurnal khusus untuk gadget

Share
Published by
Firman Nugraha

Recent Posts

Cisco Peringkatkan Kerentanan Kritis Dalam Cisco Data Center Network Manager

Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!

January 7, 2020

Optimal idM Meluncurkan OptimalCloud Partner Platform

Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!

January 6, 2020

Google Siapkan Coral Accelerator Module dan Coral Dev Board Mini untuk Tahun 2020

Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…

January 3, 2020

Google Kembangkan Model Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Kanker Payudara

Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…

January 3, 2020

Google Dorong Fitur Bubbles Notifications Ke Versi Stabil

Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…

December 31, 2019

Samsung Siapkan Lima Proyek dan Empat Startup C-Lab Untuk CES 2020

Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…

December 30, 2019