Pada hari Sabtu tanggal 23 Juli lalu, saya cukup terkejut dengan seberapa besar efek Samsung di masyarakat Indonesia. Pada hari tersebut Samsung meluncurkan secara resmi produk Samsung Galaxy II mereka, yang cukup mengejutkan adalah banyaknya penggila gadget Android yang rela mengantri dan berkemah sejak sehari sebelumnya. Data dari Penn-Olson.com, pada jam setengah satu pagi pada hari sabtu tersebut, antrian untuk membeli Samsung Galaxy S II sudah mencapai kuota maksimum yaitu 1200 unit. Hal yang cukup unik menurut saya, mengesampingkan produk-produk Apple yang diluncurkan di Indonesia.
Melihat hal ini membuat saya berpikir, seberapa besarkah pengaruh Samsung di Indonesia? Seperti yang sudah umum diketahui, di Indonesia, Nokia masih merajai pasar handphone. Namun Samsung belakangan ini penjualannya terus menanjak baik di dunia maupun di Indonesia. Di Indonesia sendiri berdasarkan data dari Gfk, Samsung menguasai 79% pasar handphone Android di Indonesia dan untuk market share handphone di Indonesia Samsung menempati urutan ke-4.
Banyak yang bilang kenapa Samsung cukup menanjak penjualannya belakangan ini adalah dikarenakan handphone berbasis Android mereka, namun apakah cukup dengan handphone Android Samsung bisa menggeser tahta Nokia di Indonesia? Menurut saya tidak dan Nokia mungkin masih akan tetap merajai Indonesia untuk beberapa waktu. Walaupun handphone Android di Indonesia sudah semakin murah, masalahnya terletak pada kebutuhan data yang cukup besar. Android tanpa koneksi Internet bisa dibilang tidak beda jauh dengan handphone jenis feature phone.
Jika kita melihat kota-kota besar saja seperti Jakarta, Bandung, Depok, atau Jogjakarta mungkin banyak yang bisa membayar iuran bulanan Internet di handphone dan mengerti cara menggunakannya. Namun untuk daerah-daerah lainnya dan penduduk yang ekonominya menengah ke bawah, akan agak sulit, bahkan saya pernah mendengar mereka tidak tau apa itu Internet tapi mereka tau dan bisa mengakses FaceBook. Ditambah pula dengan learning curve yang cukup tinggi untuk menggunakan Android pertama kalinya, saya agak pesimis jika hanya dengan Android, Samsung bisa menguasai pasar handphone Indonesia kecuali jika mereka pintar dalam “membungkus” produk-produk handphone mereka termasuk yang berbasis Android.
Kesimpulannya, menurut saya Samsung memiliki potensi besar untuk menggaet masyarakat Indonesia menengah ke atas yang sudah terbiasa dengan Internet dan ingin memiliki smartphone. Namun untuk secera keseluruhan, Samsung masih jauh jika ingin mengalahkan Nokia di Indonesia.