Categories: Opini

Seberapa Besar Kesempatan Sukses Sebuah Produk Aplikasi Mobile?

Memiliki aplikasi mobile yang sudah meluncur di toko aplikasi adalah sebuah langkah yang sangat awal. Masuk ke toko aplikasi berarti masuk ke hutan rimba yang penuh dengan perjuangan untuk bertahan “hidup” dan sukur-sukur bisa beruntung meraih kesuksesan. Para pengembang aplikasi mobile harus mulai menyadari bahwa bukan hanya fase pre-production saja yang penting, tetapi strategi dalam masa-masa setelah produksi juga tidak boleh diremehkan sedari awal.

Baru-baru ini saya melihat sebuah data berupa infografis dari AppsGeyser mengenai kesempatan sebuah aplikasi mobile dalam meraup jumlah pengguna ketika sudah rilis di sebuah toko aplikasi. Data yang mereka ambil bersumber dari 100.000 aplikasi Android (yang menggunakan layanan AppsGeyser) yang berasal dari 200 negara di dunia.

Dalam data tersebut digambarkan bahwa kesempatan sebuah aplikasi mendapatkan jumlah pengguna di kisaran 50.000 dalam kurun waktu 6 bulan, masih di bawah angka 5%. Di bulan Desember 2011 sendiri angka kesuksesan meraih 50.000 pengguna dalam 6 bulan berada di 0.52%. Hal ini sangat mungkin terjadi karena semakin kesini jumlah aplikasi mobile semakin tinggi dan tentunya persaingan semakin ketat.

Kebanyakan sebuah aplikasi mobile yang masuk kategori cukup bagus (atau bukan istimewa) akan berkesempatan meraih jumlah download di kisaran 500 download dalam 6 bulan. Di bulan Februari 2012 sendiri, tingkat keberhasilan sebuah aplikasi meraih 500 download dalam 6 bulan adalah sebesar 23,62%.

Membeli sebuah aplikasi adalah seperti membeli sesuatu tanpa adanya barang nyata. Kasarnya membeli sesuatu untuk sebuah benda yang tidak bisa dinilai nilai gunanya. Oleh karena itu para pengembang aplikasi mobile harus pintar-pintar memikirkan bagaimana sebuah aplikasi tersebut dapat digunakan, memberikan nilai tambah, dan dapat dirasakan manfaatnya secara nyata walaupun kenyataanya barangnya tidak ada. Pengguna membeli karena mereka butuh atau tertarik dan menarik, jika tidak keduanya maka biasanya mereka lebih memilih aplikasi gratisan ketimbang berbayar.

Dengan data-data seperti di atas harusnya kita (saya dan para developer) harus mulai memikirkan masa-masa pasca produksi lebih awal lagi, bahkan  mungkin sebelum produk tersebut masuk tahap pembuatan.

Bagaimana cara mempromosikan dan bagaimana tetap bisa hidup dan mendapatkan keuntungan di tengah ratusan ribu timbunan aplikasi mobile lainnya dari seluruh dunia adalah tantangan dan kesempatan tersendiri buat kita para pengembang aplikasi mobile.

Share
Published by
Putra Setia Utama

Recent Posts

Cisco Peringkatkan Kerentanan Kritis Dalam Cisco Data Center Network Manager

Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!

January 7, 2020

Optimal idM Meluncurkan OptimalCloud Partner Platform

Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!

January 6, 2020

Google Siapkan Coral Accelerator Module dan Coral Dev Board Mini untuk Tahun 2020

Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…

January 3, 2020

Google Kembangkan Model Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Kanker Payudara

Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…

January 3, 2020

Google Dorong Fitur Bubbles Notifications Ke Versi Stabil

Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…

December 31, 2019

Samsung Siapkan Lima Proyek dan Empat Startup C-Lab Untuk CES 2020

Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…

December 30, 2019