Selayang Pandang : Smartphone dan Feature Phone di Indonesia


Besarnya perkembangan pasar smartphone di Indonesia memang menjadi fenomena sendiri. BlackBerry, iPhone, dan Android merupakan handset yang sekarang biasa kita lihat di berbagai pusat perbelanjaan. Tetapi dengan pertumbuhan yang besar tersebut, pasar smartphone diprediksi masih belum bisa menggeser pasar feature phone setidaknya hingga lima tahun menadatang. Pola konsumsi telepon seluler yang masih mendasarkan pada fungsi komunikasi dari pada fungsi aplikasi nampaknya menjadi pemain penting disini.

Pasar smartphone dan juga feature phone sendiri memiliki nilai pertumbuhan yang sama-sama meningkat dari tahun ke tahun. Tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan smartphone masih butuh waktu untuk menggeser pasar feature phone di Indonesia. Pertama, banyak yang bilang kalau feature phone tidak bisa menjalankan fungsi aplikasi sebaik smartphone. Tetapi jika kita lihat belakangan ini, beberapa vendor feature phone mulai memasukkan aplikasi di dalam produknya dengan bekerja sama dengan perusahaan chipset dan juga content provider global terkemuka. Batasan antara feature phone dan smartphone pun menjadi bias. Keduanya bisa menjalankan fungsi aplikasi walaupun dengan tingkatan yang berbeda.

feature phone dengan fitur seperti smartphone

Masyarakat kita pun secara keseluruhan belum begitu paham tentang definisi smartphone yang sebenarnya. Sehingga kadang smartphone hanya digunakan sebagai alat komunikasi dan tidak dimanfaatkan fungsi aplikasinya. Rasanya pertumbuhan smartphone yang tinggi, khusunya di wilayah Jakarta sepertinya lebih didorong oleh BlackBerry .Rata-rata pengguna BlackBerry tidak memanfaatkan fitur “smart” dari smartphone tersebut tetapi menggunakan fasilitas BlackBerry Messenger, pesan singkat (SMS) dan email untuk fungsi komunikasi saja.

Perkembangan smartphone baru akan bertumbuh pesat jika penggunanaya sendiri sudah “melek” aplikasi dan sudah menggunakan aplikasi yang ada di dalamnya untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti kebutuhan pengaturan jadwal, penyimpanan dokumen secara online, hingga kebutuhan akan hiburan. Dengan begitu maka akan jelas terlihat perbedaan dari smartphone dan juga feature phone pada fungsi aplikasinya yang lebih kompleks.

Dengan masuknya Android di Indonesia dan pergerakan vendor lokal dan global yang sangat agresif untuk menyentuh semua kalangan ekonomi (dari ekonomi kelas bawah hingga kelas atas), diharapkan dapat merangsang pertumbuhan smartphone baik dari segi pangsa pasar maupun dari segi edukasi tentang apa itu smartphone beserta fungsi aplikasinya.

Dengan begitu diharapkan permintaan terhadap smartphone akan semakin besar. Sehingga harganya pun akan semakin bersaing dengan feature phone. Jika penetrasi smartphone sudah semakin tinggi, dan penetrasi handphone nasional sudah mencapai 100% (jumah handphone beredar = jumlah penduduk), maka pasar yang tersisa hanyalah untuk handphone replacement saja dan kemungkinan besar di kisaran lima tahun mendatang, pasar smartphone akan lebih besar daripada feature phone.