Hari ini Indosat Ooredoo memasuki usianya yang ke-50 tahun. Dalam perjalanan 5 tahun terakhir Indosat dihadapi dengan perubahan Industri yang sangat menantang dimana industri telco dipaksa harus berubah dari legacy-nya selama bertahun-tahun.
Hal ini tentu menjadi tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh operator untuk dapat terus mempertahankan eksistensi bisnisnya. Tidak mudah tentunya karena perubahan ini membutuhkan expertise yang juga sangat jauh berbeda.
Disamping itu, dengan jumlah operator mencapai 11, industri selular Indonesia bisa dibilang paling liberal di dunia. Kompetisi antar yang sangat ketat, membuat perang tarif tak terelakan. Namun hasil dari perang tarif yang merebak sepanjang 2007 – 2012, membuat sebagian besar kinerja operator menukik tajam.
Tak terkecuali dengan Indosat, Perseroan mencatat rugi Rp 71,1 miliar pada triwulan pertama 2013. Kerugian itu membengkak 214% dibandingkan posisi pada periode yang sama 2012 sebesar Rp 22,6 miliar. Utamanya disebabkan rugi kurs, imbas masih besarnya beban hutang dalam dollar.
Untuk mengembalikan bandul kejayaan, tim manajemen Indosat yang dipimpin oleh Alexander Rusli segera bergerak cepat. Langkah transformasi dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari jaringan, bisnis, IT Support, organisasi dan SDM, hingga meningkatkan kualitas layanan pelanggan.
Untuk mempercepat upaya perusahaan menjadi digital company terdepan, pada November 2015, Indosat melebur menjadi Indosat Ooredoo. Dengan identitas baru, perusahaan terpacu untuk menghadirkan layanan digital yang lebih mudah diakses, tarif yang simpel, jaringan yang dapat dijangkau di semua tempat dan metode pelayanan ke pelanggan yang lebih akrab dan bersahabat.
Upaya gigih yang dilakukan Alex Rusli dalam melakukan transformasi tak sia-sia. Setelah cukup lama menderita kerugian, kinerja keuangan Indosat Ooredoo mulai menghijau. Hal ini terefleksi dari laporan kinerja 2016. Laba bersih yang berhasil dibukukan mencapai Rp 1,1 triliun. Meningkat184,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Momentum di 2016, berlanjut dengan pertumbuhan yang kuat pada semester pertama 2017, yakni kenaikan laba bersih sebesar 83,2% sebesar Rp784,2 miliar.
Di bawah kepemimpinan Alex Rusli, Indosat Ooredoo melewati proses program transformasi yang menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dan laba bersih yang positif sebagai hasil dari pertumbuhan konsumen yang tinggi.
* Artikel ini dirilis pertama kali di gadgetren.com, Gadgetren adalah situs divisi TeknoJurnal khusus untuk gadget
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…