Di #StartupLokal meetup yang ke-6, salah satu sesi diisi oleh Emmanuel Allix dari InMobi (sebuah perusahaan mobile advertisement). Ia membawakan presentasi yang cukup menarik bagi saya, yaitu tentang pasar handphone di Indonesia dan bagaimana caranya memonetasikan aplikasi mobile. Symbian OS, OS smartphone yang katanya sedang mengalami kejatuhan ternyata masih memiliki posisi yang sangat kuat di Indonesia. Dan Nokia, juga masih jauh berada di atas kompetitor-kompetitornya di Indonesia.
Menurut InMobi, share mobile OS di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Nokia OS ( 37,7% share )
- Symbian OS (23,0% share )
- Lainnya ( 38,2% share )
Dengan asumsi lainnya adalah gabungan dari iOS, Android, BlackBerry OS, dan lain-lain, Nokia masih jauh berada di atas para pesaingnya. Gabungan dua OS dari Nokia meraup 60% lebih share mobile OS di Indonesia. Dilihat besarnya cakupan Nokia tersebut, maka tidak aneh jika Nokia masih menjadi manufaktur handphone terbesar di Indonesia, lihat saja data berikut:
- Nokia ( 60,4% share )
- Sony Erricson ( 21,7% share)
- Nexian ( 4,7 % share)
- Samsung ( 4,1% share)
- LG ( 1,5% share)
- Motorolla ( 1,1% share)
Menarik bukan? Plus, InMobi dengan impression bulanannya yang mencapai 20,3 miliar, juga memiliki basis yang sangat besar di Indonesia. Sekitar 11,5 miliar impression datang dari Indonesia, 50% lebih dari total 20,3 miliar impression.
Saya pernah melihat statistik dari perusahaan lain yang hasilnya agak berbeda, namun dari semua statistik pasar handphone di Indonesia, semuanya memiliki kesamaan: Nokia adalah nomor 1 di Indonesia. Mungkin jika ada pembaca yang memiliki data tambahan mengenai pasar handphone di Indonesia ini bisa mensharenya :D
[cb]InMobi[/cb]