Situasi Internet di Indonesia – Antara Pemerintah dan Tim Internet Sehat


Internet SehatTentu untuk para pembaca yang aktif membaca berita pasti tahu beberapa waktu ini muncul kontroversi seputar penggunaan Internet di Indonesia. Mulai dari pemblokiran website yang diistruksikan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika Indonesia hingga wacana pemblokiran service BlackBerry Messenger oleh pemerintah. Namun, program-program dari pemerintah tersebut untuk meregulasikan penggunaan Internet di Indonesia ditentang oleh beberapa kalangan pengguna Internet di Indonesia, salah satunya yang menolak beberapa kebijakan pemerintah adalah tim Internet Sehat dari internetsehat.org.

Sebelum saya lanjut membahas antara program dari pemerintah dan non-pemerintah, saya paparkan beberapa data yang saya dapatkan ketika saya mengikuti kumpul-kumpul blogger Depok bersama tim Internet Sehat dan ICT Watch hari Sabtu minggu lalu. Berdasarkan data dari ICT Watch ada 38 juta pengguna Internet, 25 juta Facebooker, 4,6 juta tweeps, 180 juta penggona ponsel. Angka yang fantastis bukan? Data dari Norton menunjukkan 12% orang tua mengira anak mereka merespon penipuan online, 28% anak sebenarnya merespon. Mengerikan? Tentu… Terakhir dari Norton juga: 96% anak-anak terpapar konten negatif. Sengaja saya bold kata “terpapar”, hal ini berarti mau tak mau anak-anak akan melihat konten negatif, contohnya seperti popup adds yang sering bermunculan di web-web.

Data-data tersebut adalah sebagian alasan kenapa pemerintah dan para pengguna Internet di Indonesia menjadi khawatir. Namun sayangnya, antara pemerintah dengan kebanyakan penggiat TI di Indonesia memiliki pemahaman yang berbeda tentang bagaimana caranya menekan efek negatif dari Internet. Pemerintah cenderung menggunakan cara yang memaksa dan berjangka pendek, sedangkan beberapa penggiat TI di Indonesia lebih memilih cara yang lebih halus dan berjangka panjang. Sebagai contoh, pemerintah memerintahkan para Internet Service Provider (ISP) di Indonesia untuk memblokir konten yang berbau porno, sedangkan tim dari Internet Sehat lebih memilih edukasi kepada para pengguna Internet. Cara yang dilakukan pemerintah membuat para ISP menjadi kerepotan karena harus memfilter ratusan juta website yang ada di dunia, itu tentu bukanlah hal yang mudah dan tentu akan berefek pada kualitas servis yang diberikan oleh para ISP kepada para pengguna ditambah pula dengan metode filtering yang digunakan sepertinya asal tembak saja dengan menggunakan keyword, jadi jika ada website misalnya kedokteran yang menggunakan kata-kata “porno”, bisa kena blokir sehingga tidak dapat diakses. Merugikan bukan?

Tim dari Internet Sehat lebih memilih untuk memberikan edukasi kepada para pengguna Internet dan memberikan penyuluhan agar para pengguna Internet di Indonesia terus memasukkan konten-konten positif ke Internet. Menurut tim Internet Sehat, membanjiri Internet dengan konten positif lebih baik daripada filtering dalam berinternet sehat, karena secara otomatis konten-konten negatif akan tergeser posisinya. Self filtering lebih diutamakan daripada konten filtering sehingga biar pengguna Internet yang menentukan mana yang baik untuk mereka mana yang tidak, karena tolak ukur mana yang baik dan tidak pun relatif untuk tiap orang.

Terlihat jelas bukan perbedaan antara metode yang digunakan oleh pemerintah dan tim Internet Sehat? Saya pribadi lebih setuju dengan apa yang tim Internet Sehat lakukan. Mengedukasi para pengguna Internet di Indonesia jauh lebih baik daripada pemblokiran website sana-sini. Para pengguna Internet di Indonesia pun sebetulnya dalam tahap gelombang baru, contohnya dengan menjamurnya komunitas #startupLokal Indonesia. Para pemuda-pemuda Indonesia mulai aktif untuk memanfaatkan Internet secara positif dengan membuat produk-produk yang menggunakan Internet. Sayang, berbagai macam cara telah dilakukan namun komunitas seperti ini malah sepertinya diacuhkan oleh pemerintah terutama Kemenkominfo, malah Menteri Perdagangan, ibu Marie Elka Pangestu nampaknya lebih mempunyai inisiatif terhadap perkembangan penggunaan Internet di Indonesia daripada Kemenkominfo, ironis bukan?

Jika saja antara pemerintah dan  tim Internet Sehat bisa bekerja sama mungkin laju konten negatif di Indonesia bisa ditekan dengan lebih cepat. Di satu sisi pemerintah mempunyai kekuatan hukum, di satu sisi tim Internet Sehat mempunyai kekuatan komunitas. Mungkin ada baiknya antara pemerintah dan tim Internet Sehat duduk bareng dan mendiskusikan apa yang harus dilakukan untuk mencegah penggunan Internet secara negatif.

Untuk para pembaca yang ingin lebih tahu tentang program-program dari tim Internet Sehat bisa ke web berikut: http://internetsehat.org/. Bagaimana menurut anda? Apakan anda lebih setuju dengan cara yang digunakan oleh pemerintah atau oleh komunitas TI seperti Internet Sehat atau mungkin dua-duanya?

* UPDATE: cek web http://insan.or.id/untuk komunitas berinternet sehat yang didukung oleh pemerintah