Menurut kejadian yang sudah sudah dan nampaknya masih berlangsung hingga saat ini, kebanyakan dari perusahaan besar di dunia maupun di Indonesia lebih menjurus memiliki pandangan “software development sebagai sebuah tujuan”. Mereka menginginkan untuk mendapatkan keuntungan secara langsung dari produk software mereka, baik secara materi maupun tidak. Sampai keuntungan yang diinginkan terwujud, maka proses dari membangun sebuah software dapat dianggap sebagai sebuah pengurasan sumber daya (waktu, uang) perusahaan.
Sedangkan, di sisi lainnya, individu-individu yang bekerja pada kebanyakan perusahaan tersebut kebanyakan akan memiliki pandangan bahwa “software development sebagai rangkaian perjalanan”. Mereka (para developer/programmer) ingin menikmati pekerjaan mereka, dengan cara belajar sebanyak banyaknya, mereka menginginkan interaksi yang lebih dinamis dengan teknologi terbaru, sehingga mereka tidak mereasa jauh tertinggal dengan para “fresh graduate”. Mereka ini kebanyakan juga menginginkan membangun baris-baris kode yang dapat dibanggakan dan dibagikan ke komunitas mereka. Dan dari kesemuanya itu pastinya para developer/programmer ini juga menginginkan bayaran dari si perusahaan. Dan kalau anda baca awal dari paragraf ini, maka anda akan menemukan ketidakcocokan pandangan dan kepentingan antara apa yang diinginkan perusahaan dan pekerjanya.
Mungkin inilah mengapa industri software development belakangan agak sulit mencari karyawan dan sulit mempertahankan karyawannya, apalagi yang karyawan junior. Dalam kasus ini perusahaan menginnginkan fokus ke tujuan dan ingin sampai ke tujuan secepat mungkin. Semakin cepat mereka sampai ketujuan maka semakin cepat keuntungan didapatkan, semakin cepat keuntungan didapatkan maka akan semakin cepat perusahaan mengganti uang yang mereka keluarkan dalam “proses” pembuatan software. Efeknya, perusahaan dapat mengerjakan software baru dengan pendanaan yang stabil. Segala sesuatu yang menghalangi kecepatan mereka tentunya akan dipinggirkan, termasuk para developer/programmer yang ingin menikmati “perjalanan” , melihat pemandangan, dan sedikit bermain-main dalam mencapai sebuah produk akhir.
Tentunya dalam hal ini perusahaan menjadi pemegang “kartu as”. Tidak dapat dipungkiri perusahaanlah yang membayar developer/programmer, yang secara tidak langsung merekalah yang membiayai kehidupan anak, istri ataupun keluarga dari si developer/programmer tersebut. Perusahaan yang berkuasa disini.
Memang sebagai developer/programmer, sepandangan saya banyak sekali yang hanya bisa protes dibelakang, mereka ingin menikmati perjalanan tapi tidak berani berbicara langsung dengan empunya perjalanan (perusahaan). Disini developer hanya menumpang kendaraan (perusahaan) untuk menikmati perjalanan secara gratis.
Walupun begitu perusahaan bukanlah tokoh jahat dalam hal ini. Dan perbedaan kepentingan di atas tidaklah merugikan secara kesuluruhan. Perusahaan sendiri hanya melakukan kontrol agar semuanya selamat mencapai tujuan dan mendapatkan keuntungan yang juga dibagi-bagi kesemua awaknya.
Sebuah software development dapat diibaratkan sebagai sebuah perjalanan pulang kampung, dimana perusahaan akan menjadi supir, dan si developer akan menjadi penumpang. Dalam hal ini si supir berkewajiban mencapai tujuan dengan cepat, menghindari lubang dijalan, bahkan menentukan waktu istirahat yang tepat. Sedangkan penumpang akan menjadi tim support supaya si supir tidak kelelahan, mengantuk atau bahkan salah jalan.
Nah, jika semua isi mobil yang akan mudik itu ingin menikmati pemandangan (berpandangan bahwa “software development sebagai serangkaian perjalanan”) maka siapa yang akan menghindari lubang, ataupun jurang. Namun apa jadinya juga jika semua terlalu fokus pada tujuan sekitar? Tentunya perjalanan mudik akan terasa membosankan dan akhirnya hanya menyisakan lelah saja di perjalanan tersebut.
Ilustrasi yang saya berikan mungkin terjadi pada anda atau mungkin anda pernah merasakannya. Keseimbangan antara kreatifitas, kebebasan dan sikap tegas dalam mencapai tujuan akan membuat sebuah software development atau kegiatan apapun itu menjadi lebih menguntungakan dan lebih menarik. Perusahaan akan sampai dengan cepat ke kata “untung” tanpa harus melalaikan “kepuasan pribadi” dari karyawannya. Hmmm…. mungkin juga karena hal ini, perusahaan global seperti Google maupun Yahoo (termasuk Yahoo Indonesia) memiliki suasana kantor yang luar biasa menyenangkan dan fleksibel.
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…