Di BlackBerry DevCon Asia 2011 Singapura beberapa waktu lalu, suasanya sangat kental dengan seputar game. Mulai dari keynote di acara pembukaan BlackBerry DevCon yang sering menyinggung game, demo gaming di PlayBook yang cukup mencolok di beberapa tempat dimana BlackBerry DevCon diselenggarakan, hingga BlackBerry DevCon Party dimana para pengunjung bisa bermain berbagai macam game yang disediakan.
Hal ini membuat saya bertanya-tanya ada apa antara RIM, PlayBook, dan game. Apakah RIM akan semakin fokus diidang game agar dapat memberikan konten game lebih banyak di produk-produk mereka terutama di PlayBook? Ataukah RIM akan menjalankan strategi baru untuk mempromosikan PlayBook dengan kapabilitas game-nya?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut saya lemparkan ketika saya berkesempatan untuk mewawancarai Gregory Wade, Regional Managing Director – East Asia di RIM. Dari jawaban yang saya dapatkan, RIM memang akan fokus di industri game untuk mengisi konten di produk mereka terutama di PlayBook. Selain itu juga mereka akan mengedukasi para konsumen, termasuk di Indonesia, tentang kapabilitas PlayBook sebagai perangkat untuk bermain game. Salah satu contoh nyata yang mereka berikan dalam memperkenalkan PlayBook di Indonesia terutama seputar kapabilitas PlayBook dalam bermain game adalah dibuatnya BlackBerry Lifestyle Store di Kelapa Gading, Jakarta.
Di BlackBerry Lifestyle Store Kelapa Gading, para pengunjung dipersilahkan untuk mencoba kemampuan-kemampuan produk dari RIM, terutama PlayBook dalam hal bermain game. Melalui toko tersebut, RIM mengedukasi dan mengenalkan kapabilitas PlayBook dalam bermain game ke masyarakat Indonesia. RIM juga akan membuat toko-toko serupa di berbagai area lainnya di Indonesia.
Selain memperkenalkan dan mengedukasi konsumen tentang kapabilitas PlayBook di dunia game, RIM juga akan menggaet para pengembang aplikasi game untuk membuat game di PlayBook. Belakangan ini RIM sendiri telah berhasil menggaet perusahaan-perusahaan di bidang game seperti Electronic Arts dan Gameloft untuk membuat game di PlayBook dan hasilnya kini sudah mulai ada beberapa game dengan kualitas yang tinggi di PlayBook, sebut saja Need For Speed dan Dead Space. Mereka juga akan menggaet para pengembang game di Indonesia untuk mengembangkan game di produk-produk mereka terutama PlayBook dalam waktu dekat.
Untuk para pengembang aplikasi di Indonesia, kini untuk menjual aplikasi mereka di BlackBerry dan PlayBook menjadi lebih mudah karena sudah tersedianya fitur pembelian aplikasi melalui pemotongan pulsa. Model pemotongan pulsa untuk membeli aplikasi sepertinya akan lebih efektif daripada melalui kartu kredit melihat sedikitnya pengguna kartu kredit di Indonesia. Namun, saat ini operator yang mendukung fitur ini hanya Indosat.
Strategi dari RIM ini cukup bagus menurut saya. Salah satu kelemahan terbesar PlayBook adalah minimnya konten. Dengan performa PlayBook yang ditawarkan, agak disayangkan konten yang disediakan sangatlah minim. Apalagi spesifikasi PlayBook sendiri menurut saya sangat cocok untuk bermain game. Beberapa game yang saya coba di PlayBook juga menunjukkan performa yang sangat bagus. Malah jika saya berandai-andai, jika banyak game berkualitas tersedia di PlayBook, PlayBook juga bisa menggantikan peran konsol game konvensional.
Menurut saya pribadi masih banyak yang perlu dilakukan RIM agar PlayBook dapat sukses di pasaran dan para pengembang aplikasi semakin tertarik untuk mengembangkan game di PlayBook. Apakah RIM akan sukses atau tidak dengan strategi baru mereka? Mari kita tunggu saja :)