Categories: Berita

Tech In Asia Jakarta 2018 : Perkembangan Cryptocurrency di Asia

Kini Cryptocurrency atau mata uang digital kripto semakin berkembang pesat di dunia. Bahkan selain Bitcoin, mata uang digital kripto seperti Ethereum, Ripple, Litecoin, Bitcoin Cash, dan EOS semakin menanjak popularitasnya.

Sementara itu, masyarakat Indonesia pun sudah melek dengan yang namanya perkembangan Cryptocurrency dengan banyaknya transaksi yang terjadi di penyedia jasa jual beli mata uang ini, seperti INDODAX, Tokocrypto, maupun Luno.

Untuk itulah, Tech In Asia Jakarta 2018 mencoba membuka wawasan lebih jauh mengenai perkembangan Cryptocurrency di Asia dengan sesi “Cryptocurrency in Asia” di Semeru Stage pada pukul 16.00 WIB – 16.30 WIB.

Dalam sesi tersebut dihadiri oleh pembicara berpengalaman di bidang mata uang digital kripto mulai dari Oscar Darmawan selaku CEO INDODAX, Pang Xue Kai (Kai) selaku CEO Tokocrypto, dan Vijay Ayyar selaku Global Head of Countries Luno. Sementara itu, Andrew Ryan Sinaga selaku CEO Foodizz Indonesia bertindak sebagai moderator.

Awalnya Oscar Darmawan memperkenalkan INDODAX sebagai sebuah pasar online yang berfungsi sebagai tempat jual beli Bitcoin di Indonesia dengan menggunakan mata uang Rupiah yang nilainya selalu update setiap menitnya.

Nantinya pembeli ini dapat menukarkan Bitcoin ke berbagai Cryptocurrency lainnya seperti Ethereum, Litecoin, Dogecoin, DASH, XEM, NXT, dan Ripple secara gratis tanpa potongan biaya sepeserpun.

Oscar pun mengatakan bahwa kini perkembangan Cryptocurrrency di Asia mencapai tren positif dengan banyaknya orang yang mencoba menukarkan uangnya terhadap bitcoin untuk investasi ke depan dibandingkan menjadikannya mata uang.

Hal ini bisa terjadi karena baru beberapa negara Asia saja yang melegalkan transaksi digital dengan menggunakan mata uang kripto, seperti Jepang dan Korea Selatan. Bahkan sudah banyak merchant maupun retailer di kedua negara tersebut dengan menggunakan Cryptocurrency.

Sementara itu, Oscar mengatakan bahwa adopsi Cryptocurrency di negara Asia Tenggara bersifat spekulatif karena memang banyak negara di kawasan ini yang melarang Bitcoin dan teman-temannya untuk menjadi alat pembayaran digital.

Meskipun awalnya dilarang sebagai mata uang pembayaran di Indonesia, namun kini Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menetapkan Cryptocurrency sebagai subyek komoditas yang dapat diperdagangkan di bursa perdagangan berjangka.

Dengan kata lain, Cryptocurrency ini menjadi emas digital yang berbentuk aset sehingga memiliki nilai yang naik turun dan tentunya dapat dibeli maupun dicairkan dengan mata uang Rupiah. Namun tentunya tidak dapat dipakai untuk pembayaran digital.

Namun yang sangat perlu diperhatikan dalam memiliki Cryptocurrency ini, penggunanya harus mengetahui risiko yang dimilikinya. Selain itu, nilai Cryptocurrency sendiri akan berubah sangat drastis dalam beberapa menit dibandingkan saham maupun emas sehingga perlu memantau setiap saat.

Selanjutnya, Kai selaku CEO dari Tokocrypto mengatakan bahwa optimis terhadap perkembangan Cryptocurrency mengingat anggota Tokocrypto yang terus bertambah dari hari ke hari untuk melakukan jual beli mata uang digital krypto.

Bahkan Tokocrypto pun telah melakukan kerja sama dengan komunitas-komunitas blockchain di Indonesia, seperti Ethereum Indonesia dan Indonesia Blockchain Network (IBN) untuk dapat berbagai wawasan dan pemahaman mengenai Cryptocurrency kepada masyarakat Indonesia yang ingin mencoba masuk ke pasar aset digital ini.

Bahkan di negara Asia lainnya pun, perkembangan Cryptocurrency semakin baik dalam hal menjadi aset digital karena kita ketahui bersama bahwa masih banyak negara-negara di Asia yang melarang penggunaan Cryptocurrency untuk transaksi digital terhadap merchant atau retail.

Namun tetap saja Kai mengingatkan bahwa nilai yang dimiliki Cryptocurrency ini sangat berbeda dengan emas dan saham, dimana Cryptocurrency memiliki nilai yang berubah secara drastis setiap menitnya sehingga penggunanya wajib paham mengenai risikonya.

Bisa dibilang kini Cryptocurrency banyak digunakan di negara Asia, termasuk Indonesia sebagai aset digital dengan nilai yang turun naik. Tentu saja bagi kamu yang akan atau sudah bermain Cryptocurrency ini diharapakan mengetahui risiko dari nilainya sehingga dapat memanajemen dengan baik keuntungannya. Selain itu, pelaku jual beli Cryptocurrency pun terus meningkat dari tahun ke tahun.

Disclosure : *TeknoJurnal merupakan media partner dari Tech In Asia Jakarta 2018

Share
Published by
Adhitya Wibawa Putra

Recent Posts

Cisco Peringkatkan Kerentanan Kritis Dalam Cisco Data Center Network Manager

Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!

January 7, 2020

Optimal idM Meluncurkan OptimalCloud Partner Platform

Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!

January 6, 2020

Google Siapkan Coral Accelerator Module dan Coral Dev Board Mini untuk Tahun 2020

Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…

January 3, 2020

Google Kembangkan Model Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Kanker Payudara

Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…

January 3, 2020

Google Dorong Fitur Bubbles Notifications Ke Versi Stabil

Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…

December 31, 2019

Samsung Siapkan Lima Proyek dan Empat Startup C-Lab Untuk CES 2020

Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…

December 30, 2019