The Catcher – Aplikasi Buatan Indonesia Juarai Intel Perceptual Computing Challenge Fase Dua


the catcher

Teknologi Perceptual Computing yang dikeluarkan oleh Intel termasuk menarik karena menawarkan interaksi yang cukup berbeda dengan pengguna komputer yang pada umumnya hanya menggunakan mouse dan keyboard. Teknologi ini menggunakan sensor yang dapat mendeteksi suara, raut wajah, titik – titik pada jari, gerakan dan sentuhan yang dilakukan pengguna terhadap komputer yang dapat membuat interaksi akan semakin interaktif, kreatif dan inovatif. Menariknya lagi, sensor itu terdapat dalam sebuah kamera Webcam Perceptual Computing.

Beberapa waktu lalu Intel mengadakan sebuah kompetisi bernama “Intel Perceptual Computing Challenge” yang menantang para pengembang aplikasi di seluruh dunia untuk membuat sebuah prototipe menggunakan Intel Perceptual Computing SDK dan Creative Interactive Gesture Camera Kit sehingga pengembang harus menggunakan imajinasi dan keterampilan teknisnya untuk menunjukkan kepada Intel kemungkinan interaksi manusia dan komputer inovatif yang dapat dihasilkan di masa mendatang.

contoh

Tampilan Aplikasi The Catcher

Intel Perceptual Computing Challenge ini telah berjalan sebanyak 2 fase. Pada fase kedua ini cukup menarik karena pengembang aplikasi asal Indonesia berhasil menjadi salah satu juara di antara negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Korea Selatan, Jerman, Jepang, dan Rakyat Republik Cina. Pengembang aplikasi tersebut adalah Antpixel studio yang terdiri dari Aditya Anwar. T sebagai programmer dan Adrian Anwar. T sebagai designer menciptakan sebuah aplikasi yang kreatif bernama The Catcher.

The Catcher ini merupakan sebuah aplikasi permainan dengan teknologi Perceptual Computing yang menceritakan tentang tukang sampah yang sedang merapikan sampah tercampur dengan cara membaginya menjadi sampah organik dan anorganik agar mudah didaur ulang. Dalam permainan ini, pemainnya dapat mengontrol tukang sampah dengan menggunakan gerakan tangan dan analisis wajah.

Permainan ini bisa dijadikan sarana edukasi agar masyarakat lebih peduli pada lingkungannya (dalam hal ini sampah), sehingga dapat mengatasi kebanjiran sejak dini. Dan, dengan berhasilnya permainan ini menjadi salah satu juara dalam Intel Perceptual Computing telah membuktikan lagi bahwa pengembang aplikasi dari Indonesia mampu disejajarkan dengan pengembang aplikasi seluruh dunia.