[Sumber: Flickr]
Dalam konferensi 2016 RedisConf di San Francisco, Salvatore Sanfilippo selaku pencipta Redis mengumumkan peluncuran modul terkait sebuah cara untuk memperluas fungsi dari perangkat lunak.
Redis merupakan salah satu jenis database NoSQL yang bersifat open source. Redis yang dikenal sebagai sebuah key-value store tersebut mengalami peningkatan tetapi mengalami penundaan yang cukup lama.
Sanfilippo berharap komunitas dapat menggunakan Redis sebagai sebuah platform dan berjalan lebih cepat dari pada penerapan Redis itu sendiri, serta menyelesaikan kasus penggunaan yang berbeda-beda tanpa perlu membengkakan Redis dengan setiap fitur yang memungkinkan. Sehingga, Redis merilis modul yang bersifat open-source yang dapat diinstal sekali melalui laman websites baru miliknya. Laman baru tersebut adalah modules.redis.io.
Dalam waktu yang sama, Redis Labs, Sanfilippo, dan perusahaan yang mengomersialkan Redis dengan versi hosted dan mendukung langganan merilis hub modul berbasis online. Hub tersebut dapat diakses melalui redismodules.com yang menyediakan berbagai macam modul yang bersifat open source maupun close source.
Redis berharap modul tambahan dapat membuat C-based Redis menjadi pilihan yang lebih baik bagi para developer yang sedang membangun aplikasi baru. Selain itu, berbagai macam database lain dapat dipilih, termasuk di dalamnya Cassandra, Couchbase, Memcached, dan Riak meskipun di antara semuanya memiliki perbedaan sifat.
Selain itu, semua orang kini dapat berbagi modul dan mempubikasikannya pada GitHub. Dan para pengguna dapat mengambilnya tanpa perlu melewati proses persetujuan. Meskipun beberapa modul pertama yang tersedia adalah modul-modul untuk pengolahan gambar, otentikasi, dan pencarian teks lengkap.
[via Venturebeat]