Untuk para pengembang aplikasi Android, jika aplikasinya dipilih oleh Google untuk direkomendasikan mungkin adalah salah satu hal yang sangat membahagiakan dan akan memberikan efek unduhan aplikasi yang banyak. Kebanyakan aplikasi Android yang direkomendasikan oleh Google telah menarik unduhan dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat seperti yang dialami oleh Runkeeper. Hal seperti ini tentu akan sangat menarik bagi para pengembang aplikasi Android.
Nah, lalu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana caranya agar aplikasi Android yang kita buat dapat dipilih Google untuk direkomendasikan? Google selama ini tidak memberikan alasan yang jelas apa sebetulnya kriteria yang mereka gunakan ketika memilih aplikasi Android untuk direkomendasikan. Kebetulan saya menemukan sebuah artikel yang memberikan tips-tips agar aplikasinya dapat dipilih oleh Google, tips-tips tersebut adalah sebagai berikut:
- Mendukung resolusi tinggi
- Jangan menggunakan mode kompatibilitas di Android versi Honeycomb
- Jangan menghapus atau mengubah seenaknya fungsi tombol-tombol default di Android
- Gunakan permission seminimal mungkin
- User experience-nya harus bagus
- Aplikasi harus bisa diandalkan
- Lokalisasi aplikasinya ke banyak bahasa sebanyak mungkin
- Jangan menggunakan metode pembayaran selain yang disediakan oleh Google
- Aplikasinya jangan mendownload aplikasi lain
- Jangan menyogok pengguna untuk memberi review yang bagus
Tips-tips di atas sebetulnya diberikan oleh Dan Galpin dan Ian Lewis dari Google ketika acara Google I/O 2012 beberapa waktu lalu. Dan, bukan berarti jika pengembang aplikasi memenuhi 10 tips tersebut maka aplikasinya akan dipilih oleh Google untuk direkomendasikan karena ada pertimbangan-pertimbangan lainnya juga.
Secara keseluruhan jika dilihat tips-tips tersebut intinya adalah pengembang aplikasi harus membuat aplikasi yang berkualitas dari berbagai macam sisi. Sebelumnya di TeknoJurnal pernah ada artikel tentang pengembang aplikasi asal Indonesia yang telah meraup ratusan juta dari aplikasinya, strategi yang digunakan oleh pengembangnya pun cukup sederhana, membuat aplikasi sebagus mungkin. Dan, bagus di sini juga maksudnya bagus untuk penggunanya juga, bukan bagus secara pemikiran si pengembang aplikasi saja.
Setahu saya, hingga saat ini belum ada aplikasi Android buatan pengembang aplikasi asal Indonesia yang masuk ke kategori “Featured Apps”, “Editor’s Choice”, atau “Staff Picks”. Namun bukan berarti pengembang aplikasi Indonesia tidak dapat menghasilkan aplikasi berkualitas, beberapa aplikasi buatan pengembang aplikasi asal Indonesia pun belakangan ini sering muncul di jajaran aplikasi top di Google Play seperti aplikasi Doa Harian.