Tutorial Pemrograman PHP Berbasis MVC Menggunakan Framework CodeIgniter dan Doctrine – Bagian 1 – Setup dan Instalasi


CodeIgniter + Doctrine

Terpesona oleh tutorial mengenai CodeIgniter dan Doctrine oleh Burak Guzel,  seorang developer web PHP di Arizona yang berasal dari Istanbul, saya menyadur tutorial dia agar dapat lebih banyak dibaca oleh programmer PHP lokal dan tentu saja dengan seizin dia dan bumbu-bumbu tambahan dari saya hehe. Tutorial original dia ada di link ini

Kenapa Framework?

Mungkin masih banyak pengembang PHP di Indonesia yang suka ngotak-ngatik PHP dari awal. Contohnya untuk membuat validasi form HTML aja, kalau gak buat sendiri validasinya ya comot sana-sini di internet. Masalah keamanan data juga seperti pencegahan SQL Injection mungkin banyak yang menggunakan fungsi konversi query yang ada di PHP dan menggunakannya di ratusan baris kodingan. Hehe, lama kelamaan cara seperti ini akan membuat para pengembang PHP capek sendiri karena terus menerus melakukan kodingan yang itu-itu aja untuk fungsi yang sama dan memakan banyak waktu.

Untuk mengatasi berbagai macam masalah-masalah di pengembangan PHP seperti yang disebutkan di atas, ada cara yang dapat mempermudah kalian dalam membuat web menggunakan PHP, yaitu dengan menggunakan framework. Framework yang akan dibahas di tutorial berseri ini adalah CodeIgniter dan Doctrine.

Downloac Source Code

Kenapa Menambahkan Doctrine Pada CodeIgniter?

Sebelum kita mulai, saya jelaskan kenapa menggunakan 2 framework di sini dengan penambahan framework Doctrine. Doctrine adalah Pemeta Relasi Objek (Object Relation Mapper) pada PHP. Tidak masalah jika anda tidak paham dengan istilah ini, hehe. Intinya anda dapat memetakan tabel-tabel database anda menjadi kelas-kelas di aplikasi web anda. Dan instance dari kelas-kelas ini (contohnya objek) merepresentasikan record pada database.

Ini memudahkan kita untuk membuat, membaca, mengubah dan menghapus record-record di database, sembari menanganinya hampir seperti objek biasa, jadi kita tidak perlu menulis query apapun. Ia juga akan menangani relasi antara tabel-tabel. Ada keuntungan-keuntunga lainnya yang akan dibahas sejalan dengan tutorial ini. Lihat dokumentasi Doctrine jika anda ingin melihat info-info selanjutnya sekarang.

Berikut adalah ilustrasi mengenai cara kerja Doctrine dengan CodeIgniter:

Ilustrasi Cara Kerja Doctrine + CodeIgniter
Ilustrasi Cara Kerja Doctrine + CodeIgniter

Tahap Pertama: Persiapkan Lingkungan Pengembangan Anda

Jika anda sudah mempunyai web server dengan PHP dan MySQL, anda bisa melompati beberapa poin di bawah.

  • Download dan install WAMP (untuk Mac: MAMP)
    Untuk para pengguna Skype: Anda harus mematikan Skype terlebih dahulu sebelum anda menjalankan WAMP, dikarenakan ada konflik pada port yang digunakan. Setelah WAMP dijalankan, anda dapat menjalankan Skype kembali.
  • Masuk ke http://localhost/ di browser anda untuk memastikan bahwa web server anda sudah berjalan.
  • Buka folder “www” pada folder instalasi WAMP anda.
  • Buat folder baru dengan nama “ci_doctrine_day1”. Kita akan menaruh file-file kita di sini nantinya.

Install CodeIgniter

  • Download CodeIgniter
  • Extrak lalu kopi isi dari file instalasi CodeIgniter ke folder “ci_doctrine_day1” yang baru dibuat
  • Hapus folder “user_guide” jika anda tidak memerlukannya (folder tersebut berisi dokumentasi mengenai CodeIgniter)

Folder baru anda akan tampak seperti di bawah ini:

Struktur Folder
  • Masuk ke http://localhost/ci_doctrine_day1

Anda akan melihat tampilan seperti di bawah ini:

Tampilan Awal

Tutorial Singkat CodeIgniter: Controller

Controller dipanggil oleh Code Igniter setiap membuka halaman web. Controller terletak di:

system/application/controllers/

Struktur url-nya terlihat seperti di bawah ini:

http://localhost/ci_doctrine_day1/index.php/NAMA_CONTROLLER/NAMA_FUNGSI

Sebagai contoh anda dapat membuka url di bawah ini:

http://localhost/ci_doctrine_day1/index.php/hello/world

CodeIgniter akan mencari kelas controller bernama “Hello” dan memanggil fungsi bernama “world()”.

Sekarang kita akan membuat controller pertama kita.

Controller Pertama Kita

  • Buat file berikut: system/application/controllers/hello.php
    [sourcecode language=”php”]
  • Masuk ke: http://localhost/ci_doctrine_day1/index.php/hello/world

Anda akan melihat seperti di bawah ini:

Hello CodeIgniter!

Harap diingat poin-poin di bawah ini:

  • Kelas controller harus meng-extend Controller
  • Nama kelas harus diawali dengan huruf kapital
  • Nama file harus huruf kecil semua

Untuk lebih lanjut anda bisa membaca artikel ini:

  • http://codeigniter.com/user_guide/general/controllers.html

Install Doctrine

CodeIgniter memungkinkan kita untuk menambahkan plug-in. Itulah cara yang akan kita gunakan untuk menginstall Doctrine.

  • Buat folder: system/application/plugins
  • Buat folder: system/application/plugins/doctrine
  • Download Doctrine
  • Extrak file tersebut. Cari folder dengan nama “lib” di hasil ekstrak tersebut lalu kopi ke system/application/plugins/doctrine.

Sekarang struktur folder anda akan terlihat seperti di bawah ini:

Struktur Folder
  • Buat file plug-in: system/application/plugins/doctrine_pi.php
    [sourcecode language=”php”]
    $db_values) {

    // pertama kita harus mengkonversikan ke format dsn
    $dsn = $db[$connection_name][‘dbdriver’] .
    ‘://’ . $db[$connection_name][‘username’] .
    ‘:’ . $db[$connection_name][‘password’].
    ‘@’ . $db[$connection_name][‘hostname’] .
    ‘/’ . $db[$connection_name][‘database’];

    Doctrine_Manager::connection($dsn,$connection_name);
    }

    // Kelas Model CodeIgniter perlu di-load
    require_once BASEPATH.’/libraries/Model.php’;

    // Memberitahukan Doctrine dimana model-model terletak
    Doctrine::loadModels(APPPATH.’/models’);

    // KONFIGURASI OPSIONAL

    // Ini memungkinkan kita untuk menggunakan “mutator”
    Doctrine_Manager::getInstance()->setAttribute(
    Doctrine::ATTR_AUTO_ACCESSOR_OVERRIDE, true);

    // Ini mengeset semua kolom tabel ke notnull dan unsigned (untuk tipe data integer) secara default
    Doctrine_Manager::getInstance()->setAttribute(
    Doctrine::ATTR_DEFAULT_COLUMN_OPTIONS,
    array(‘notnull’ => true, ‘unsigned’ => true));

    // Set default nama primary ke ‘id’, integer, 4 bytes
    Doctrine_Manager::getInstance()->setAttribute(
    Doctrine::ATTR_DEFAULT_IDENTIFIER_OPTIONS,
    array(‘name’ => ‘id’, ‘type’ => ‘integer’, ‘length’ => 4));
    [/sourcecode]

Baca komentar-komentar yang terdapat di kodingan di atas untuk penjelasan. Tidak masalah untuk saat ini jika anda tidak mengerti semuanya, kedepannya anda akan mengerti dengan sendirinya.

Setup dan Konfigurasi Database

  • Buka phpmyadmin: http://localhost/phpmyadmin/
  • Buat database dengan nama “ci_doctrine”
    Pembuatan Database
  • Edit file: system/application/config/database.php
  • Cari baris berikut dan masukkan isinya:
    [sourcecode language=”php”]
    // di: system/application/config/database.php
    // …

    $db[‘default’][‘hostname’] = “localhost”;
    $db[‘default’][‘username’] = “root”;
    $db[‘default’][‘password’] = “”;
    $db[‘default’][‘database’] = “ci_doctrine”;

    // …
    [/sourcecode]

Kita baru saja mengubah file konfigurasi database dari CodeIgniter.

Konfigurasi Selanjutnya

Semoga pembaca belum capek untuk mengkofigurasi Doctrine hehe, tenang saja sebentar lagi akan seleasi kita mengkofigurasinya.

config.php

  • Ubah file: system/application/config/config.php
    [sourcecode language=”php”]
    // di: system/application/config/config.php
    // …

    $config[‘base_url’]    = “http://localhost/ci_doctrine_day1/”;

    // …
    [/sourcecode]

Sekarang CodeIgniter sudah mengetahui url dari situs kita.

autoload.php

  • Ubah file: system/application/config/autoload.php
    [sourcecode language=”php”]
    // di system/application/config/autoload.php
    // …

    $autoload[‘plugin’] = array(‘doctrine’);

    // …
    [/sourcecode]

Ini memastikan bahwa plug-in Doctrine akan selalu di-load.

Selesai!

Sekarang kita dapat lanjut untuk otak-atik Doctrine hehe. Kita mulai dengan mengetes hasil setup kita.

Model Doctrine Pertama Kita

Buat Tabel User

  • Buka phpmyadmin: http://localhost/phpmyadmin/
  • Masuk ke database “ci_doctrine”
  • Buat tabel dengan nama “user” dan kolom sebagai berikut:
    id => int, primary key, auto_increment,
    username => varchar(255), unique,
    password => varchar(255),
    first_name => varchar(255),
    last_name => varchar(255)

Anda dapat menggunakan query di bawah ini untuk melakukan hal di atas:
[sourcecode language=”sql”]
CREATE TABLE `ci_doctrine`.`user` (
`id` INT UNSIGNED NOT NULL AUTO_INCREMENT PRIMARY KEY ,
`username` VARCHAR( 255 ) NOT NULL ,
`password` VARCHAR( 255 ) NOT NULL ,
`first_name` VARCHAR( 255 ) NOT NULL ,
`last_name` VARCHAR( 255 ) NOT NULL ,
UNIQUE (
`username`
)
)
[/sourcecode]

Pembuatan Tabel

Membuat Model

  • Buat file: system/application/models/user.php
    [sourcecode language=”php”]
    hasColumn(‘username’, ‘string’, 255);
    $this->hasColumn(‘password’, ‘string’, 255);
    $this->hasColumn(‘first_name’, ‘string’, 255);
    $this->hasColumn(‘last_name’, ‘string’, 255);
    }

    }
    [/sourcecode]

Catatan:

  • Kita kali ini meng-extend Doctrine_Record, daripada Model (di mana ini biasanya kita lakukan di model-model CodeIgniter)
  • Di dalam fungsi setTableDefinition() kita harus mendefinisikan struktur tabel
  • Secara default, Doctrine akan mencari tabel dengan nama yang sama seperti kelas terkait. Dalam kasus ini “user” (ini bisa diganti sesuka anda).
  • Di file doctrine_pi.php di bagian sebelumnya dari artikel ini, kita telah menspesifikasikan untuk primar key default menggunakan “id”. Oleh karena itu kita tidak perlu menuliskannya lagi di dalam kelas User.

Mengetes Model: Menambahkan Beberapa User

  • Ubah controller yang kita buat sebelumnya: system/application/controllers/hello.php
    [sourcecode language=”php”]
    username = ‘johndoe’;
    $u->password = ‘secret’;
    $u->first_name = ‘John’;
    $u->last_name = ‘Doe’;
    $u->save();

    $u2 = new User;
    $u2->username = ‘phprocks’;
    $u2->password = ‘mypass’;
    $u2->first_name = ‘Codeigniter’;
    $u2->last_name = ‘Doctrine’;
    $u2->save();

    echo “2 user telah berhasil ditambahkan”;
    }

    }
    [/sourcecode]

Kita baru saja membuat 2 objek, dan mengisinya dengan beberapa data. Hanya dengan memanggil fungsi save() akan menyimpan data-data tersebut ke dalam database, sangat mudah bukan  hehe.

Catatan:

  • Kita dapat mengakses field-field dari tabel sebagai paramater (contoh $u->username), walaupun kita sebetulnya tidak membuat parameter tersebut. Baik sekali kan Doctrine hehe :-) .
  • Jika anda sudah mengenal CodeIgniter, makan anda tentu ingat bahwa kita pelu memanggil fungsi $this->load->model() untuk me-load model. Namun berhubung kita sudah meregistrasikan fungsi autoload Doctrine, hanya menulis “new User()” sudah cukup
  • Kita tidak membuat fungsi “save()”, karena fungsi tersebut terdapat di kelas Doctrine_Record yang kita extend. Fungsi tersebut menyimpan objek-objek ke dalam database. Ada banyak fungsi-fungsi lainnya yang dapat kita gunakan sebetulnya, kita akan menggunakannya nanti sejalan dengan artikel berseri ini.
  • Buka: http://localhost/ci_doctrine_day1/index.php/hello/user_test

Anda akan melihat tampilan seperti di bawah ini:

2 user telah berhasil ditambahkan

  • Sekarang kembali ke phpmyadmin: http://localhost/phpmyadmin/
  • Telusuri tabel “user”

OK! Sekarang anda akan melihat 2 record baru telah dibuat

Hasil Pemasukan Objek

Stay Tuned

Kita baru saja melihat bagaimana caranya meng-install dan men-setup CodeIgniter dengan Doctrine. Agak banyak yang kita lakuakan memang, namun sekarang kita sudah mendapatkan framework MVC yang kuat dan kombinasi dengan ORM.

Di tutorial selanjutnya, kita akan mecoba contoh-contoh yang lebih praktikal dan nantinya akan membuat website yang berfungsi. Anda akan melihat bagaimana mudahnya membuat model dengan menggunakan Doctrine dan mengirit waktu dari harus menulis kodingan CRUD (Create, Read, Update, Delete) berulang-ulang di semua model-model.

Doctrine juga membantu kita untuk menangani relasi antar kelas, dan menghindari kita dari menuliskan kodingan serta query yang kompleks.

Sampai ketemu di seri berikutnya!

Burak Guzel