Bagi seorang pengajar, menggunakan papan tulis untuk membantu proses pengajaran adalah hal yang biasa. Namun, spidol atau kapur yang digunakan untuk menulis di papan tulis dapat mengganggu kesehatan kita dan juga kadang sulit hilang bekas spidol atau kapurnya di papan tulis walaupun sudah dicoba dihapus. Alternatif selain menggunakan papan tulis dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan proyektor LCD, akan tetapi kadang slide presentasi yang ditampilkan membosankan dan tidak interaktif sama sekali.
Melihat hal tersebut, muncullah sebuah ide “Virtual Whiteboard” dari beberapa orang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (Abdul Qifli Sangadji, Roni Rahmon, Thoriq Aziz, Dian Lestari Auliani, Wulandari). Ide ini berawal dari sebuah proyek oleh Johnny Chung Lee dengan judul “Low-Cost Multi-point Interactive Whiteboards Using the Wiimote”. Proyek tersebut mereka gunakan sebagai acuan dalam membuat perangkat lunak “Virtual Whiteboard” untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh papan tulis biasa dan kurang maksimalnya mengajar dengan menggunakan proyektor LCD.
Untuk membuat “Virtual Whiteboard” ini, tim mahasiswa IPB tersebut mengajukan proposal pendanaan di Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2010 lalu. Setelah proposal mereka lolos dan akhirnya didanai oleh Direktorat Tinggi Kementrian Pendidikan, terciptalah “Virtual Whiteboard” buatan lokal dengan mudal yang cukup murah. “Virtual Whiteboard” buatan mereka ini pun sudah diimplementasikan di beberapa sekolah dan mendapatkan respon yang sangat baik dari pihak sekolah dan bahkan pihak perusahaan.
Untuk bagian perangkat lunak di “Virtual Whiteboard” ini, Abdul Qifli Sangadji bersama rekannya membuatnya dengan menggunakan WPF (Windows Presentation Foundation) yang sangat interaktif bagi pengguna dan menggunakan bahasa pemrograman C#. Untuk membuat desain antarmuka di perangkat lunaknya dibuat dengan menggunakan Microsoft Expression Blend yang dikembangkan dan dipasarkan oleh Microsoft.
Menurut Abdul Qifli Sangadji dan rekannya, tujuan diciptakannya “Virtual Whiteboard” ini adalah untuk mengurangi dampak negatif yang diakibatkan oleh penggunaan spidol, papan tulis, dan karpus kapur serta meningkatkan efisiensi waktu dan penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar. Dengan Virtual Whiteboard ini juga terciptakan metode pembelajaran yang lebih interaktif untuk siapa pun.
Contoh penggunaan “Virtual Whiteboard”
Hingga saat ini, “Virtual Whiteboard” ciptaan tim mahasiswa IPB ini telah dikembangkan lebih lanjut dan diimplementasikan sebagai alat bantu pembelajaran matematika secara interaktif bagi siswa SLB Tunas Kasih 2 Bogor. Pengimplementasian “Virtual Whiteboard” untuk proses edukasi bagi para siswa tunagrahita memberi manfaat yang cukup besar karena mereka lebih suka belajar dengan materi pendidikan visualisasi yang bergerak dan dapat disentuh sehingga menyebabkan motorik anak menjadi lebih aktif dan ini sangat menyenangkan bagi mereka.
Pengimplementasian Virtual Whiteboard di SLB Tunas Kasih 2 Bogor
“Virtual Whiteboard” buatan tim mahasiswa IPB ini bisa menjadi catatan yang menarik tentang penggunaan teknologi yang bermanfaat untuk membantu masyarakat umum di Indonesia. Untuk informasi lebih lengkapnya tentang “Virtual Whiteboard” ini, pembaca dapat mengakses halaman web resmi Virtual Whiteboard.
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…