Kemarin, secara resmi GDG Indonesia menyelenggarakan Google Game DevFest di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, banyak materi mengenai developer dan startup dipaparkan oleh beragam pembicara di acara konferensi. Selain itu, terdapat juga workshop yang menggunakan teknologi Google seperti Firebase dan virtual reality.
Dalam sesi awal konferensi, dihadirkan Yudhie Fardani dan Utomo Widiyasa dari HD Tekno yang memaparkan pengertian dari Virtual Reality dan seputar pengalamannya dalam membuat video 360 derajat virtual reality. di Youtube.
Menurut Utomo Widiyasa, teknologi virtual reality.ini sudah dari tahun 1980-an yang biasanya terdapat dalam game-game berjenis Arcade yang berada di tempat-tempat bermain seperti game station. Di masa tersebut, bisa dibilang teknologi virtual reality ini mahal untuk pengembangannya dan gambar-gambar virtual Reality yang tampil pun belum secanggih sekarang.
Utomo Widiyasa dari HD Tekno sedang menjelaskan tentang virtual reality
Nah di tahun 1990-an, teknologi virtual reality ini mulai menurun penggunaan dan pengembangannya. Selanjutnya, sekarang teknologi ini kembali terkenal berkat Oculus, Google, dan masih banyak lagi. Kini untuk mengembangkan konten virtual reality di tahun ini akan lebih murah dibandingkan era tahun 1980-an.
Google sendiri telah layanan di Google Play dan Youtube untuk membantu pengembang dalam menerbitkan konten virtual reality agar dapat digunakan pada perangkat virtual reality seperti Google Cardboard, Samsung Gear VR, VR for G3, dan masih banyak lagi.
Menariknya, apabila pengguna ponsel pintar mengintegrasikan perangkatnya dengan perangkat VR seperti Google Cardboard maka dapat menikmati konten virtual reality yang dapat diunduh langsung di Google Play atau video 360 derajat di Youtube. Nantinya pengguna akan dapat merasakan sensasi baru dalam bermain game, menonton video, melihat gambar, dan berinteraksi yang akan seakan-seakan sedang berada di dalam dunia virtual reality
Pada kesempatan konferensi, Utomo Widiyasa menjelaskan berbagai perangkat untuk dapat mengambil video 360 derajat yang dapat dinikmati melalui Google Cardboard di situs Youtube. Perangkat ini merupakan kamera yang telah dimodifikasi sehingga dapat merekam ke segala arah seperti Google Jump (16 Kamera Go Pro ditempatkan secara 360 derajat), Nokia Ozo, dan masih banyak lagi.
Selanjutnya, video-video yang diambil dari segala arah akan menjadi potongan-potongan yang dapat digabungkan dengan menggunakan perangkat lunak khusus yang nantinya dapat menjadi 360 derajat dan dapat diunggah ke situs Youtube. Tentunya, dalam menghasilkan karya 360 derajat ini bisa dibilang lebih sulit dibandingkan video biasa karena membutuhkan pengaturan yang tepat mulai dari tata cahaya, letak, karakter, dan masih banyak lagi. Salah satu karya video 360 derajat yang dibuat Utomo Widiyasa dan kawan-kawannya adalh video pendek berjudul The Road.
Selain penjelasan mengenai pembuat video virtual reality secara 360 derajat ini, dalam acara Google Game DevFest Jakarta juga menghadirkan workshop yang berjudul VR Codelabs. Dalam workshop tersebut, pesertanya diajarkan dasar pengembangan game virtual reality menggunakan Unity yang nantinya dapat dinikmati di ponsel pintar dengan tambahan Google Cardboard.
Dika dari Nusantara Beta Studio sedang Mengisi workshop VR codelabs
Workshop ini dipandu oleh Dika dan Dimas yang merupakan pengembang game dari Nusantara Beta Studio. Untuk yang memandu materi pengembangan game virtual reality menggunakan Unity adalah Dika, sedangkan Dimas melakukan notulensi tutorial yang disampaikan Dika agar nantinya peserta bisa mengetahui langkah-langkah yang telah disampaikan Dika dalam bentuk tulisan.
Menurut Dika, syarat utama untuk bisa memainkan virtual reality menggunakan Google Cardboard adalah ponsel pintar Android yang digunakan harus mendukung sensor Gyroscope. Selanjutnya, workshop pengembangan game virtual reality ini membutuhkan Unity 5 dan Google Cardboard SDK for Unity yang dapat diunduh di situs Google Developer atau Asset Store Unity.
Game yang dikembangkan dalam workshop ini berjenis tembak-tembakan dimana menceritakan maskot Android yang terjebak di gua dan sedang diserang oleh laba-laba. Untuk bertahan hidup, maskot Android ini harus menembak laba-laba hingga mati. Agar mempermudah pengembangan game ini Dika memberikan aset dan proyek yang telah jadi kepada peserta.
Meskipun menggunakan aset dan proyek yang telah jadi, namun Dika memberikan pemahaman langkah demi langkah mulai dari hirarik, folder, properti, aset, prefabs, Scene, Game, Hirarki, Project, dan masih banyak lagi yang terdapat dalam Unity. Selain itu, dalam proyek tersebut telah ditambahkan beragam kode-kode dengan bahasa pemrograman C# untuk dapat memberikan algoritma pada game agar dapat berjalan.
Dalam game tersebut terdapat objek maskot Android, laba-laba raksasa, gua, api unggun, dan tembakan api. Ketika Dika dan peserta telah menyelesaikan tahap akhir dari pembuatan game maka peserta dapat langsung melakukan pemaketan terhadap game agar menjadi APK dan dapat diuji coba langsung menggunakan ponsel pintar yang telah terintegrasi dengan Google Cardboard.
Untuk pengembangan video maupun game virtual reality untuk ponsel pintar yang terintegrasi Google Cardboard ini harus dapat membuat pengguna maupun pemainnya merasakan sensasi yang seakan-akan sedang berada di dalam dunia virtual reality tersebut sehingga ketika pemain maupun penggunanya sedang berputar ke berbagai arah maka akan tampak seluruh area virtual reality yang telah dibuat.
*disclosure : TeknoJurnal adalah media partner dari Google Game DevFest Jakarta
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…