Yandex Kenalkan Dua Sensor LIDAR Buatannya


Sensor LIDAR Yandex Header[Ilustrasi Oleh Pixabay]

Sebuah perusahaan teknologi yang berkecimpung di industri internet dan layanan transportasi dari Rusia, Yandex, baru saja memasuki bisnis baru. Diumumkan melalui halaman Medium, perusahaan secara tidak langsung mengungkapkan bahwa mereka mulai terjun ke bisnis sensor LIDAR (Light Detection and Ranging).

Dalam halaman tersebut, perusahaan merinci dua buah sensor LIDAR yang menggunakan piranti lunak khusus. Mereka pun mengatakan bahwa dua buah sensor tersebut sudah diuji coba pada beberapa kendaraan di Moskow, Rusia.

LIDAR merupakan teknologi pengukuran jarak yang memanfaatkan sinar laser. Sensor ini akan mengukur jarak ke obyek dengan memantulkan sinar ke obyek dan membaca (mengukur) sinyal pantulnya.

Teknologi ini adalah bagian inti dari sejumlah sistem kendaraan tanpa pengemudi, termasuk yang dikembangkan oleh Alphabet Waymo, Uber, dan GM Cruise. Aplikasinya pun juga meluas ke bidang lain seperti robot, industri, keamanan, dan sektor pertanian.

Secara khusus, teknologi LIDAR yang dikembangkan Yandex dipersenjatai dengan piranti lunak khusus yang bisa menyempurnakan pola pemindaiannya. Dengan parameter yang bisa diubah di dalamnya, teknologinya tersebut bisa mengemudi dengan lebih baik.

Perusahaan mengungkapkan bahwa piranti lunak tersebut bisa membuat sensor LIDAR yang dikembangkannya dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi mengemudi, seperti jalan raya, jalan kota yang padat, atau cuaca buruk.

Sensor tersebut juga bisa fokus pada obyek tertentu, sehingga bisa digunakan untuk menentukan apakah itu pejalan kaki, sepeda, atau obyek jalanan yang lainnya. Bahkan dalam hal ini, ini bisa digunakan dengan jarak hingga 200 meter.

Apa yang tak kalah menarik, sensor ini juga bakal beredar secara lebih murah. Kepala mobil tanpa awak Yandex, Yandex Dmitry Polishchuk menyebutkan bahwa mereka akan menghemat hingga 75% dari tagihan bahan baku jika sensornya tersebut memasuki produksi masal.

Dua sensor LIDAR Yandex ini bakal beredar beberapa bulan mendatang. Sensor yang satu memindai secara terbatas hingga 120 derajat, sementara yang lain bisa memindai 360 derajat dari lingkungannya.

Keduanya akan bergabung dengan teknologi kamera HDR (High Dynamic Range) khusus, yang bisa digunakan untuk mendeteksi obyek dengan adaptasi yang lebih cepat dalam berbagai macam kondisi cahaya. Teknologi ini juga diperlukan karena bisa mendeteksi LED tanpa kedipan, yang notabene bisa mempengaruhi sensor tersebut.

[Sumber: Venturebeat]