Mungkin banyak pembaca TeknoJurnal yang sudah kenal dengan studio game satu ini, Arsanesia. Di tahun 2012 lalu, Arsanesia sempat tampil di media nasional seperti TV One dan Media Indonesia. Pendiri Arsanesia pun dapat dengan mudah dijumpai di acara-acara seputar pengembang aplikasi atau game. Di TeknoJurnal pun sudah beberapa kali ditampilkan artikel yang dibuat oleh Adam Ardisasmita, salah satu pendiri Arsanesia. Nah, kini saya akan menggali lebih dalam tentang Arsanesia melalui interview via email dengan Adam.
Sejarah Arsanesia
Arsanesia awalnya lahir dari sebuah mata kuliah pengembangan aplikasi mobile di ITB dan obrolan antar 4 mahasiswa ITB (Adam, Dana, Annas, dan Hazki yang juga kini adalah pendiri Arsanesia) setelah perkuliahan di mata kuliah tersebut. Dari obrolan tersebut, terciptalah ide untuk membuat game bersama-sama dan mereka juga mengajak teman mereka Dea untuk ikut bergabung. Hal seperti ini mungkin sering ditemukan di kalangan mahasiswa.
Tidak lama setelah obrolan keempat mahasiswa tersebut, kebetulan di Bandung ada ajang kompetisi bisnis Bandung Venture Night yang diadakan oleh East Venture, sebuah venture capital asal Singapur. Dikarenakan untuk dapat mengikuti Bandung Venture Night diperlukan dokumen business plan, maka terbuatlah nama Arsanesia yang kini menjadi nama perusahaan mereka. Tim Arsanesia berhasil masuk 10 besar di acara tersebut dan berkesempatan untuk melakukan pitching di depan para investor.
Selesai tim Arsanesia melakukan pitching, ide mereka untuk melestarikan budaya Indonesia melalui game mendapat apresiasi luar biasa yang membuat nama Arsanesia dikenal cukup luas. Dikarenakan mereka suda terlanjur basah mempromosikan Arsanesia, akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan perjuangan membesarkan Arsanesia hingga kini. Sekarang, Arsanesia memiliki 12 anggota tim yang 8 di antaranya merupakan pegawai tetap.
Fokus Arsanesia
Sejauh ini, Arsanesia fokus di area pengembangan mobile game. Untuk urusan platform pengembangan, Arsanesia tidak ada preferensi khusus dan terbuka untuk berbagai macam platform pengembangan. Untuk urusan penghasilan, Arsanesia bertumpu pada pengerjaan proyek dan bukan dari produk mereka. Hal ini wajar melihat untuk bertumpu pada produk membutuhkan “nafas” yang cukup panjang agar medapatkan penghasilan yang mumpuni dari produk, situasi ini juga tidak jauh berbeda dengan studio game lainnya.
Walaupun Arsanesia bertumpu pada pengerjaan proyek untuk sumber penghasilan mereka, namun itu bukan berarti mereka meninggalkan pengembangan produk sendiri. Saat ini komposisi pembagian waktu mereka dalam pengembangan aplikasi adalah 60-70% untuk pengerjaan proyek dan sisanya untuk mengembangkan produk mereka sendiri. Mereka berharap nantinya mereka dapat fokus di pengembangan produk saja, namun untuk mencapai tahapan itu mereka masih butuh banyak pembelajaran dan juga pengeluaran yang tidak kecil.
Produk Arsanesia
Hingga saat ini, Arsanesia memiliki 3 produk game yang telah dirilis yaitu Slapillar, Temple Rush: Prambanan, dan Gamelan Player yang kesemuanya ditujukan di platform Nokia. Dari ketiga game tersebut, yang paling dikenal adalah Temple Rush: Prambanan dan Gamelan Player.
Tampilan Temple Rush: Prambanan
Dalam waktu dekat, rencananya Arsanesia akan merilis sebuah produk baru yang agak berbeda dengan produk-produk Arsanesia yang sudah ada. Belum ada informasi lebih banyak tentang produk terbaru dari Arsanesia ini, namun Arsanesia menargetkan produknya dapat dirilis pada kuartal pertama atau pertengahan 2013 ini.
~
Senang melihat ada pengembang aplikasi seperti Arsanesia yang membawa budaya Indonesia ke dunia digital walau menurut saya bukanlah hal yang mudah untuk memasyarakatkan budaya Indonesia melalui dunia digital seperti game. Namun, saya yakin nantinya pengembang-pengembang aplikasi seperti Arsanesia dapat membuat game yang sekaliber Dynasty Warriors atau Samurai Warriors yang membawa kebudayaan negara Jepang dan Cina ke masyarakat dunia.
Untuk melihat info terbaru tentang Arsanesia, pembaca bisa mengunjungi situs mereka di arsanesia.com dan untuk melihat penampilan mereka di TV One, pembaca bisa melihat di Youtube.