Categories: Ulasan

Buat Aplikasi Android Bergaya Material Design dengan Google Polymer

Dalam acara Google I/O 2015 secara resmi Google memperkenalkan Google Polymer 1.0.  Dalam Polymer ini Google memperkenalkan berbagai paket Material Design yang dapat diimplementasikan untuk mengembangkan aplikasi dengan tampilan antarmuka, animasi, dan standar baru dari Google.

Google Polymer ini memiliki berbagai elemen yang dapat diimpelementasikan dalam aplikasi yang terdiri dari besi (Fe), kertas (Md), Google Web Component (Go), emas (Au), Neon (Ne), Platina (Pt), dan Molekul (Mo).

Besi merupakan seperangkat elemen utilitas visual serta non-visual yang mengatur tata letak, input pengguna, seleksi, dan kerangka aplikasi. Untuk elemen kertas sendiri merupakan seperangkat elemen visual yang mengimplementasikan Google Material Design. Pada Google Web Component terdapat berbagai komponen yang terdiri dari layanan serta API Google.

Selain itu, Emas merupakan seperangkat elemen yang didesain untuk menerapkan transaksi e-commerce di aplikasi.  Untuk spesial efek dan animasi, developer dapat mencoba menggunakan elemen Neon. Tak ketinggalan, elemen Platina memungkinkan aplikasi dapat menghadirkan fitur push, notification, serta lainya. Terakhir, Molekul merupakan elemen yang akan membungkus library dari JavaScript.

Untuk mulai menggunakan elemen dan komponen yang disediakan di Google Polymer ini developer dapat mengunduh dan menginstal aplikasi Bower terlebih dahulu. Dengan adanya Bower ini developer  dapat mengelola paket library dan framework dari Google Polymer ini.

Selanjutnya, developer dapat mengunduh dan menginstal Google Polymer dengan mengikuti panduan yang telah disediakan Google pada halaman resmi dokumentasi Google Polymer.  Setelah Google Polymer berhasil terinstal di komputer maka developer dapat langsung membangun elemen Polymer dan mencoba untuk membuat aplikasi.

Dalam membuat aplikasi dengan Google Polymer ini developer dapat melakukan beberapa hal seperti membuat struktur aplikasi, memilih elemen Polymer yang sesuai untuk digunakan dalam aplikasi, melakukan data binding, dan finalisasi aplikasi.

Untuk mengembangkan aplikasi yang menggunakan elemen dari Polymer dan dapat berdiri sendiri di perangkat Android maka developer dapat mencoba menggunakan Webview Starter Kit yang dapat diintegrasikan pada Android Studio.

Namun bagi developer yang ingin mencoba untuk mengembangkan langsung di Android dan iOS juga dapat menggunakan Cordova ditambah dengan Crosswalker memungkinkan aplikasi yang dikembangkan dapat langsung berjalan di kedua platform tersebut dengan menggunakan elemen dari Polymer yang memiliki komponen Material Desain yang merupakan standar baru dari Google.

Share
Published by
Adhitya Wibawa Putra

Recent Posts

Cisco Peringkatkan Kerentanan Kritis Dalam Cisco Data Center Network Manager

Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!

January 7, 2020

Optimal idM Meluncurkan OptimalCloud Partner Platform

Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!

January 6, 2020

Google Siapkan Coral Accelerator Module dan Coral Dev Board Mini untuk Tahun 2020

Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…

January 3, 2020

Google Kembangkan Model Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Kanker Payudara

Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…

January 3, 2020

Google Dorong Fitur Bubbles Notifications Ke Versi Stabil

Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…

December 31, 2019

Samsung Siapkan Lima Proyek dan Empat Startup C-Lab Untuk CES 2020

Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…

December 30, 2019