Setelah sebelumnya saya telah membahas tentang cara monetasi aplikasi mobile melalui iklan yang memberikan insentif kepada pengguna aplikasi, kini saya ingin membahas tentang model “try and buy”. Model monetasi ini sebetulnya merupakan turunan dari model monetasi in-app-payment. Secara singkat, model monetasi “Try and Buy” maksudnya adalah pengguna aplikasi kita dapat mencoba menggunakan aplikasi yang kita buat secara gratis dan jika mereka suka dengan aplikasinya maka mereka harus membayar untuk mendapat akses penuh di aplikasinya.
Sely Haudy dari Chocoarts pernah menjelaskan secara detail ke saya dan teman-teman pengembang aplikasi di Depok tentang bagaimana caranya pengembang aplikasi dapat memanfaatkan model monetasi “Try and Buy” terutama melalui platform Flexion. Sebelumnya, Chocoarts telah berhasil memanfaatkan model monetasi ini di salah satu game mereka, Keto Adventure, dan meraup belasan juta dalam waktu 1 bulan kurang.
Menurut Sely, salah satu keunggulan Flexion dibanding yang lainnya adalah operator billing yang didukung lebih banyak daripada yang lain. Hal ini tentu penting untuk mengoptimalkan monetasi aplikasi yang kita buat. Selain itu juga aplikasi yang menggunakan Flexion dapat diset gratis untuk unduhannya dan hal tersebut tentu membuat aplikasi lebih menarik untuk diunduh oleh para pengguna ponsel.
Kekurangan dari penggunaan Flexion menurut Sely adalah aplikasi yang terintegrasi dengan Flexion memutuhkan koneksi Internet, ini mungkin akan memberatkan untuk beberapa pengguna ponsel. Selain itu juga ukuran besar ukuran file “jar” dari aplikasi yang kita bertambah sekitar 200 KB dan yang seperti kita ketahui soal ukuran file aplikasi itu krusial untuk ponsel jenis feature phone. Terakhir menurut Sely, pengembang aplikasi harus koordinasi dengan pihak Flexion untuk melalui tahapan-tahapan yang perlu dilalui oleh pengembang aplikasi sebelum merilis aplikasi mereka.
Untuk pengintegrasian Flexion dengan aplikasi yang dibuat, pengembang aplikasi harus membuat aplikasinya hingga jadi 100% dan lalu mengirim aplikasi tersebut ke pihak Flexion melalui koneksi FTP. Setelah menunggu beberapa waktu, pihak Flexion akan mengirimkan balik aplikasi yang sudah dimodifikasi menjadi “wrapped version” ke pengembang aplikasi. Pengembang aplikasi selanjutnya dapat mengirimkan “wrapped version” dari aplikasi mereka ke toko aplikasi yang diinginkan.
Dengan sudah terintegrasinya aplikasi yang kita buat dengan Flexion dan menggunakan model “try and buy”, pengguna ketika mengunduh aplikasi kita dapat mencoba menggunakan aplikasi yang kita buat selama 5 menit dan setelah itu mereka harus membayar. Setelah melalui masa tenggang percobaan aplikasi, pengguna tidak dapat melakukan percobaan aplikasi lagi. Untuk pembayaran, pengguna dapat membayar menggunakan pulsa maupun kartu kredit. Setelah pengguna membayar aplikasi kita, mereka akan mendapat versi penuh dari aplikasi kita dan selanjutnya aplikasi tidak memerlukan koneksi Internet terkecuali jika aplikasi kita memang menggunakan Internet diluar dari fungsi untuk koneksi ke Flexion.
Menurut Sely, performa platform Flexion untuk monetasi aplikasi lebih baik dari platform lainnya. Selain itu juga perlu dicatatat bahwa teruntuk Nokia Store, sekitar 80% pembelian pengguna adalah menggunakan metode “try and buy” yang berarti model monetasi seperti ini memiliki potensi yang besar.
Untuk soal pemotongan penghasilan dari aplikasi yang menggunakan Flexion, pengembang aplikasi akan mendapatkan 70% penghasilan yang dihasilkan melalui Flexion dan pihak Flexion akan mendapatkan sisanya. Soal pemotongan penghasilan ini masih dalam batas wajar dan anggap saja pemotongan oleh pihak Flexion ini sebagai biaya jasa dalam membantu memonetasikan aplikasi kita.
Sely sendiri membeberkan bahwa dengan menggunakan model monetasi ini, Chocoarts berhasil meraup untung sekitar € 2000 (atau sekitar 25 juta rupiah). Angka tersebut bukanlah angka yang kecil apalagi melihat angka tersebut diraih dalam waktu singkat dari satu game saja. Menurut Sely, 55% unduhan oleh pengguna dari aplikasi mereka yang menggunakan model “try and buy” terkonversi menjadi versi trial dan 5% versi trial berubah menjadi versi berbayar.
Untuk soal memonitor peforma penghasilan kita dari aplikasi kita yang menggunakan model “try and buy” melalui Flexion, Flexion menyediakan dashboard yang dapat mengestimasi penghasilan harian kita. Selain itu juga di dashboard terdapat laporan penghasilan yang muncul dalam sekitar 5-6 bulan untuk kemudiah kita dapat tagih ke Flexion untuk diuangkan penagihannya.
Selain Flexion, ada beberapa platform monetasi aplikasi lainnya yang mendukung model monetasi “try and buy” bagi para pengembang aplikasi. Beberapa platform tersebut adalah sebagai berikut:
~
Catatan terakhir dari saya, gunakan model monetasi yang memang pas dengan aplikasi kita. Jangan dengan sembarangan mengimplementasikan sebuah model monetasi. Pelajari model monetasi tersebut dan pelajari aplikasi-aplikasi yang sudah menggunakan model monetasi tersebut lalu tentukan apakah aplikasi mobile kita sudah cocok dengan model monetasi tersebut apa belum.
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…