Saat ini Cina telah muncul sebagai lokomotif industri dan produsen utama dari sebagian besar jenis barang di dunia, khususnya barang elektronik dan juga komputer. Barang di sekitar kita yang digunakan sehari hari sebagian besar adalah barang buatan Cina. Ada yang jelas-jelas tertera tulisan “made in Cina” sampai ada yang sudah di re-brand oleh perusahaan lokal maupun global.
Terlepas dari banyaknya produk replika yang dibuat oleh manufaktur Cina, produk yang mereka keluarkan memang memiliki nilai guna yang pas dengan target pasar mereka, yaitu pasar dengan harga mid to low end.
Ketertarikan Cina pada manufakturing komputer mulai terlihat di tahun 1991. Saat itu, ilegal bagi setiap perusahaan Taiwan untuk berbisnis dengan perusahaan di dataran Cina. Tetapi beberapa perusahaan seperti Acer mencoba bermain di jalur private dan juga melalui perusahaan swasta di Cina, untuk mulai membangun perusahaan manufaktur di sana, yang tentunya komponennya masih dibuat di negara asalnya Taiwan.
Seiring dengan waktu, Cina kembali berkembang menjadi negara yang lebih maju. Mereka merubah jalur mereka dari hanya sekedar manufakturing komputer, menjadi manufaktur perangkat kerasnya, sehingga tidak perlu lagi bergantung pada negara lain sebagai penyedia perangkat keras. Sungguh sebuah spirit kemandirian yang sangat besar dari negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Usaha Cina tidak sia-sia, mereka akhirnya dapat membuat sendiri perangkata keras, semikonduktor, hingga masuk ke software engginering.
Bagaimana mereka melakukan hal ini? Ternyata kuncinya adalah edukasi yang di terapkan pemerintah. Pemerintah Cina berhasil melakukan program pendidikan yang menghasilkan Doktor – Doktor terbaik dunia untuk bidang software engineering hingga semikonduktor. Selain mengedukasi penduduknya sendiri dengan materi yang mendukung visi misi mereka dalam merajai dunia industri, ada fakta menarik bahwa sebagian besar mahasiswa di Cina mengambil mata kuliah bahasa Inggris sebagai mata kuliah major ke dua mereka. Mereka sadar betul dengan kelemahan mereka dari segi bahasa untuk dapat berkomunikasi di level global, dan semangat untuk berkembang sangat terlihat jelas dari prilaku masyarakat dan juga pemerintahnya.
Saat ini masyarakat Cina sudah semakin berkembang (lagi), dengan mulai fokus di bidang smartphone. Mahasiswa di Cina sudah mulai merintis skill mereka di bidang OS smartphone. Android adalah OS yang paling digemari untuk dipelajari. Begitu juga dengan iOS. Di Cina sendiri sudah banyak developer dan vendor handphone yang menggarap Android sebagai produk mereka. Jelas sekali OS Android menjadi pilihan utama,bersanding dengan MTK OS di negara tembok Cina ini.
Sebagai gambaran, Cina di proyeksikan untuk menjual sekitar 400 juta ponsel pada tahun 2011, dan setidaknya 35 persen adalah smartphone, dengan OS Android mengambil bagian terbesar dari pasar ini. Saat ini di Cina juga sudah ada mata kuliah smartphone development yang peningkatannya sangat besar, dari rata-rata 30 siswa yang mendaftar menjadi 3000 siswa yang memiliki kemauan untuk menguasai smartphone development.
Yang mungkin paling mencolok dari “Cina Modern” saat ini adalah pasar middle end mereka yang paling berkembang. Mereka dapat menyebarkan teknologi seperti smartphone secara merata sampai ke daerah pelosok yang umumnya tingkat ekonomi tidak terlalu tinggi (kita tau daerah Cina sangat luas). Ini semua bisa dilakukan karena barang-barang mereka adalah barang buatan lokal, sehingga harga jualnya bisa ditekan sesuai dengan keadaan ekonomi masyarakat di sana. Dampak positifnya adalah masyarakatnya melek teknologi, dan bagusnya teknologi dan memiliki kesadaran untuk berkembang. Keuntungan pun masuk ke pengusaha lokal yang pastinya dapat memajukan ekonomi rakyat Cina.
Dari kesemua faktor diatas yang paling membuat saya terkesan adalah segi pendidikan Cina, dimana mahasiswa dan pemerintah sama sama tertarik untuk memajukan pendidikan sebagai tonggak penerus industri mereka. Bukan hanya bertujuan sebagai penerus saja, mereka memiliki visi dan misi untuk semakin memajukan industri mereka di Dunia. Rakyat Cina saling bahu membahu untuk bisa menjadi negara yang mandiri dan juga dapat sejajar dengan negara super power seperti Amerika dan beberapa negara eropa.
Akankah negara kita Indonesia akan memiliki semangat juang yang sama? Mengingat Indonesia di pandang dunia sebagai negara yang memiliki prospek bisnis penjulaan yang menarik, bahkan oleh Cina sendiri. Kita lihat banyak sekali produk impor seperti smartphone, komputer, komponen hardware hingga otomotif yang di konsumsi masyarakat kita. Kalau sempat anda menghitung, jumlah produk lokal yang kita gunakan sehari hari sangatlah minim jika dibandingkan dengan produk impor.
Akankah pemerintah dan rakyat Indonesia bisa saling bahu membahu dan bukan malah saling menyalahkan, mencari kambing hitam atau yang paling parah saling berkutat dengan kepentingan pribadi? Saya rasa kita ini masyarakat yang mampu menjadi seperti masyarkat Cina, bahkan lebih. Kita mempunya pasar yang baik, sumber daya alam yang melimpah, dan letak yang startegis. Apakah kita lupa pernah di jajah dalam kurun waktu yang lama karena sumber daya alam dan letak kita yang strategis? Setelah merdeka kita malah minta dijajah oleh negara lain? dengan masuknya produk impor secara leluasa tanpa ada tindakan dari kita untuk mandiri dari produk impor?
Saya sendiri pun belum menyumbang apa-apa untuk negara ini, saya hanya bisa menyumbangkan tulisan saya ini, untuk membuat kita sama-sama memilikik semangat dalam menciptakan produk lokal, dimulai dari bidang kita masing-masing, dan tentunya dengan saling bahu membahu dan dukungan dari pemerintah.