Categories: Berita

DepokMobi – Bagaimana Membuat Game HTML5 yang Menguntungkan?

DepokMobi menggelar meetup di bulan Februari ini sambil menjajal Coworking Space baru yang ada di Depok yang bernama de’CoMa. Dihadiri oleh kurang lebih 25 orang, meetup kali ini mengambil tema tentang Game berbasis HTML5 yang dibawakan oleh Aditya Anwar dan Adrian Anwar. Banyak juga wajah-wajah baru yang menghadiri meetup kali yang di antaranya berasal dari kampus BSI Depok, STT Nurul Fikri, CCIT-FTUI, dan Fasilkom UI.

Aditya Anwar dan Adrian Anwar adalah kakak-beradik yang sudah hampir 10 tahun berkecimpung di dunia pembuatan game. Kini mereka berdua aktif menjalankan perusahaan sendiri yang bernama AntPixel Studio.

Dalam membuat game mereka mengakui selalu penasaran untuk menggunakan teknologi yang terbaru. Saat orang ramai dengan pembuatan Android, mereka sudah mulai melirik teknologi HTML5. Kemudian saat HTML5 sudah semakin banyak, mereka mencoba Real Sense milik Intel yang saat itu masih sangat baru (masih dikenal dengan Perceptual Computing).

Permasalahan dalam membuat game HTML5 adalah performa yang tidak sebagus di pembuatan game secara native. Untuk itu pengembang aplikasi sebaiknya tidak perlu membuat jenis game yang terlalu rumit, yang terpenting game tersebut cukup menyenangkan secara gameplay, unik secara grafis dan tentunya mengoptimalkan performa dari game tersebut.

Ada 3 cara monetasi aplikasi game HTML5. Pertama, pengembang aplikasi bisa memanfaatkan jasa layanan pihak ketiga seperti iklan. Kedua, menggunakan sistem in app purchase. Ketiga adalah menjual lisensi, pada cara yang satu ini game yang dibuat tidak menyisipkan iklan sama sekali. Pengembang aplikasi bisa menjualnya ke publisher. Menurut pengalaman Aditya, seorang pengembang game bisa menghasilkan mulai dari $ 1,500 dengan cara menjual lisensi dari satu game saja.

Untuk memasarkannya, pengembang game bisa dengan cara mendaftarkan game yang sudah dibuat di beberapa portal besar seperti Spill Game dan portal portal HTML5 lainnya yang dengan mudah ditemukan di internet. Beberapa portal bahkan punya spesifikasi pasar tersendiri, seperti Go Girls yang khusus menyediakan untuk game perempuan.

Game HTML5 yang sudah dibuat juga bisa disambungkan kemana saja seperti ke Play Store, Facebook, dsb. Menurut Aditya, kebanyakan pengembang game HTML5 Indonesia menyasar pasar Eropa dan US.

Apa yang Sebaiknya Diperhatikan Saat Membuat Game HTML5?

Secara teknis, pengembang aplikasi bisa membuat game HTML5 dengan kemampuan sederhana seperti JavaScript, Server Side Script hingga GIMP/Photoshop. Pengembang aplikasi juga bisa memanfaatkan game engine untuk membuat game HTML5 seperti Construct 2.

Menurut Aditya, membuat game HTML5 sebenarnya tidak terlalu sulit asalkan pengembang game memegang 5 prinsip ini:

  • Game tersebut memiliki grafis ringan dan bisa autoresize
  • Bisa dimainkan ponsel favorit kebanyakan orang
  • Menggunakan musik yang ringan. Misalnya, musik berformat midi
  • Game tersebut bisa dimainkan di mobile browser, bukan di desktop
  • Gunakan apa yang perlu digunakan. Tidak perlu menggunakan semua elemen agar game tersebut ringan dan tetap berukuran kecil.

Aditya dan Adrian sendiri sejauh ini sudah menghasilkan 200 game, dimana sekitar 30 game di antaranya merupakan game HTML5. Dalam memproduksi game mereka sering kali mendapat inspirasi dari hal yang sedang ramai dibicarakan.

Pernah mereka membuat game bernama Flappy Fish yang mengambil momentum dari ramainya orang memainkan game Flappy Bird. Selain itu, banyak juga game HTML5 yang mereka buat berdasarkan dari ide spontan yang mereka rasa menarik.

Acara meetup DepokMobi bulan Februari ditutup dengan sesi Product Showcase. Ikhlas Risandy yang malam itu mewakili Studio Independent memamerkan produk-produk terbarunya di Android. Di antara game tersebut ada Skyburner yang merupakan produk andalan mereka di platform Java.

Kemudian ada Sunsquare yang diwakili oleh Dimas Ramadhani menceritakan pengalaman dalam membuat game. Dimas berpesan, ketika ada ide untuk membuat game “Just Do It.”

Bagi pembaca TeknoJurnal yang tertarik untuk bergabung di meetup selanjutnya bisa bergabung di DepokMobi Facebook Group.

*Disclosure: Penulis merupakan salah satu pengurus aktif DepokMobi.

 

Share
Published by
Agus Afif Riyadi

Recent Posts

Cisco Peringkatkan Kerentanan Kritis Dalam Cisco Data Center Network Manager

Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!

January 7, 2020

Optimal idM Meluncurkan OptimalCloud Partner Platform

Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!

January 6, 2020

Google Siapkan Coral Accelerator Module dan Coral Dev Board Mini untuk Tahun 2020

Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…

January 3, 2020

Google Kembangkan Model Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Kanker Payudara

Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…

January 3, 2020

Google Dorong Fitur Bubbles Notifications Ke Versi Stabil

Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…

December 31, 2019

Samsung Siapkan Lima Proyek dan Empat Startup C-Lab Untuk CES 2020

Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…

December 30, 2019