Mungkin ada yang belum tahu jika di Salatiga, sebuah kota di Jawa Tengah, ada sebuah perusahaan pengembang aplikasi yang aplikasinya sudah digunakan oleh belasan juta orang. Educa Studio, itu nama perusahaannya.
Didirikan sejak 1 April 2011 dengan Andi Taru sebagai nahkoda utamanya, Educa Studio yang awalnya hanya bermula dari membuat 2 game sederhana kini telah berubah menjadi perusahaan yang berhasil menghasilkan lebih dari seratus aplikasi dan telah memenangkan berbagai macam penghargaan.
Aplikasi-aplikasi yang dihasilkan oleh Educa Studio kental dengan unsur edukasi untuk anak-anak baik itu edukasi agama, moral, ataupun ilmu-ilmu ilmiah. Aplikasinya dikemas dengan menarik agar anak-anak tertarik untuk menggunakannya.
Bagi para orang tua, aplikasi-aplikasi yang dihadiran oleh Educa Studio ini mungkin bisa menjadi oase di antara jutaan aplikasi lainnya yang tersedia di toko aplikasi bagi anak-anak mereka. Hal ini melihat kebanyakan aplikasi yang beredar di toko aplikasi saat ini tidaklah cocok digunakan bagi anak-anak.
Saat ini, Educa Studio memiliki 3 keluarga aplikasi yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri, yaitu: Marbel, Riri, dan Kabi. Marbel fokus di game edukasi, Riri fokus di buku cerita digital, dan Kabi fokus di buku anak-anak seputar Islam.
Aplikasi-aplikasi buatan Educa Studio sudah tersebar di berbagai macam platform perangkat mobile mulai dari Android, iOS, Windows Phone, hingga Kindle Fire. Ditambah lagi, aplikasi-aplikasinya diberikan secara gratis sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Salah satu aplikasi buatan Educa Studio yang paling populer adalah aplikasi Marbel Belajar Mengaji yang kini sudah diunduh lebih dari sejuta kali. Aplikasi tersebut membantu anak-anak dalam memahami huruf arab Hijaiyah dan dikemas dalam bentuk game.
Untuk mengoptimalkan aplikasi-aplikasi mereka di Android agar semakin lancar digunakan, Educa Studio mengimplementasikan Android NDK (Native Development Kit) dengan menggunakan peralatan yang desediakan oleh Intel seperti Intel HAXM dan Android NDK for Intel Architecture.
Keseriusan Educa Studio dalam mengoptimalkan aplikasi-aplikasinya terbukti dengan dioptimalkannya 102 aplikasi mereka menggunakan Android NDK per tanggal 10 Juni 2015 ini.
Proses optimalisasi aplikasi mereka bisa dibilang tidak semudah membuat aplikasi Android biasa. Tim Educa Studio harus merubah teknologi pemrograman secara drastis. Dari pemrograman berbasis Java ke pemrograman C++, dari AndEngine ke Cocos2d-x, dari koding di Eclipse menjadi di Visual Studio Express 2012.
Di awal-awal masa transisi ke Android NDK ini cukup berat. Educa Studio harus mem-porting semua aplikasi mereka yang sudah ada. Kemudian, mereka harus belajar semuanya dari awal. Namun kini semua sudah lebih mudah karena sudah tertata rapi pemrogramannya.
Dukungan dari Intel untuk Android NDK membantu Educa Studio dalam masa transisi ke NDK ini. Educa Studio mengatakan, peralatan pengembangan Android NDK dari Intel sangat memudahkan developer untuk melakukan pengembangan aplikasi atau game berbasis NDK.
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…