Sistem kecerdasan buatan bisa bermanfaat di bidang apa pun, termasuk di bidang pemetaan. Facebook telah mengerahkannya untuk membantu komunitas OpenStreetMap (OSM) untuk memetakan jalan di beberapa wilayah yang sebelumnya belum dipetakan.
Dengan menggunakan bantuan sistem kecerdasan buatan dan komputer, Facebook telah membantu komunitas OSM untuk memetakan ribuan mil jalanan di Thailand dan beberapa negara yang belum terjangkau secara mendalam oleh pemetaan.
Seperti yang kita tahu, memetakan bumi memang membutuhkan usaha yang sangat besar. Padahal, hanya segelintir orang saja yang mau benar-benar berkecimpung untuk membuat pemetaan secara lebih rinci.
Tidak bisa dipungkiri, perusahaan raksasa teknologi pun bersaing dalam hal ini. Namun persaingannya tersebut hanya fokus pada bisnis di daerah perkotaan dan navigasi yang lebih akurat, tanpa memasukkan setiap jalanan tanah dan kerikil.
Padahal bagi jutaan orang, jalan-jalan tersebut bisa jadi sangat penting. Jalan-jalan tersebut perlu dipetakan ke dalam peta supaya layanan modern dapat menjangkaunya atau setidaknya mereka dapat memperoleh petunjuk arah dengan lebih mudah.
Dengan banyaknya wilayah yang belum terjangkau oleh pemetaan, komunitas menjadi kunci dalam hal ini. Namun, mereka memiliki tugas yang cukup berat, karena memetakan jalanan di wilayah negara berkembang bukan sebuah hal yang mudah dilakukan.
Facebook ingin mengubah hal ini. Mereka ingin orang-orang yang berada di wilayah yang belum terjangkau oleh pemetaan supaya mendapatkan layanan modernnya. Untuk itu, mereka telah memetakan 300 mil jalanan di Thailand dalam upaya berkontribusi dalam proyek OpenStreetMap.
Dalam pemetaan ini, mereka menggunakan RapiD, yakni alat pelabelan yang disempurnakan dengan pembelajaran mesin untuk mempercepat proses identifikasi jalanan yang terbaca oleh komputer di atas citra satelit.
Sistem kecerdasan buatan yang ada di dalam RapiD akan menandai apa pun yang dicurigai sebagai jalan, sehingga pekerjaan manusia lebih condong untuk mengkonfirmasi, meniadakan, atau sedikit menyesuaikan hasil pemetaan tersebut.
Sebagai keuntungannya, pekerjaan memetakan bisa lebih cepat terselesaikan. Bahkan, tim Facebook AI memperkirakan sistem ini dapat mempercepat pekerjaan yang sebelumnya harus dikerjakan selama lima tahun menjadi delapan belas bulan.
Sayangnya, sistem ini masih jauh dari kata sempurna. Seperti kebanyakan sistem kecerdasan buatan, agen dalam sistem ini pun tidak dapat secara langsung untuk digunakan pada kasus lain meskipun tugasnya masih sama.
Sebut saja, ketika sistem yang digunakan untuk memetakan wilayah Thailand sudah lebih unggul dari sistem lain, tetapi sistem tersebut mengalami banyak penurunan akurasi jika digunakan pada wilayah negara lain.
Namun, hal ini cukup wajar. Fitur maupun tanda yang digunakan untuk mendeteksi jalan di satu negara atau wilayah bisa saja berbeda dengan wilayah lain. Oleh karena itu, peneliti harus mengambil pendekatan lain dengan memberikan sedikit tambahan logika di dalamnya.
Dan dengan pendekatan baru ini, model yang dihasilkan diklaim bisa bekerja dengan baik pada skala Global. Untuk membuktikannya, proyek ini merilis peta bertenaga kecerdasan buatan untuk Afghanistan, Bangladesh, Indonesia, Meksiko, Nigeria, Tanzania, dan Uganda.
Anda pun bisa bergabung dalam proyek OSM ini dan membantu memetakan beberapa tempat di peta. Kecuali, jika Anda ingin menyerahkan semua pekerjaan ini kepada Google atau Apple.
[Sumber: TechCrunch]
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…