Tonggak sejarah baru untuk framework Flutter telah dibuat. Melalui ajang tahunan I/O 2019, Google meluncurkan generasi baru Flutter yang mendukung banyak perangkat, dari mulai ponsel, web, perangkat embeded, hingga desktop.
Flutter telah menjadi salah satu framework alternatif yang bisa digunakan untuk mempermudah pengembangan aplikasi seluler, baik untuk iOS maupun Android. Dengan framework open-source populer ini, para pengembang dapat dengan mudah membangun aplikasi iOS dan Android hanya dengan basis kode tunggal.
Namun tampaknya hal ini tidak cukup bagi raksasa teknologi yang berbasis di Mountain View ini. Mereka melakukan beberapa eksperimen untuk membuat Flutter dapat digunakan pada lebih banyak platform.
Bermula dengan Flutter 1.0 yang diluncurkan Tahun 2018 lalu, Google mulai membuat tim dari pekerjanya yang sedang mengembangkan framework web untuk Dart, untuk mengevaluasi secara teknis bagaimana membuat Flutter agar dapat mendukung web standar.
Hasil dari proyek dengan nama kode Hummingbird ini, Google menemukan inti primitif dari framework Flutter yang berfungsi dan dapat berjalan pada peramban seluler maupun desktop. Hal ini membuktikan bahwa aplikasi dan framework Flutter dapat digunakan pada pengembangan aplikasi web.
Sejalan dengan itu, Google juga mengeksplorasi Flutter supaya dapat berjalan pada aplikasi desktop, dengan paradigma input seperti keyboard dan mouse, ukuran jendela, serta perkakas untuk pengembangan aplikasi Chrome OS, Windows, Mac dan Linux.
Dengan berhasilnya Google membawa framework UI portable ini ke banyak platform, ini membuka potensi bisnis yang berkinerja tinggi. Perusahaan-perusahaan dapat memberikan pengalaman yang lebih baik dan dirancang untuk berbagai macam faktor hanya dari basis kode tunggal.
Bagi startup, kemampuan untuk menjangkau pengguna di ponsel, web, atau desktop melalui aplikasi yang sama memungkinkan mereka menjangkau pemirsa secara penuh sejak hari pertama, tanpa perlu mempertimbangkan lagi batasan-batasan teknis.
Sementara bagi bisnis yang besar, kemampuan ini dapat mengurangi kompleksitas dan biaya pengembangan, serta memungkinkan mereka fokus pada peningkatan kualitas pengalaman dari aplikasi yang ditawarkan dibandingkan harus fokus pada aspek teknisnya.
Untuk itu, bagi yang tertarik untuk mulai menggunakan Flutter, Google telah meluncurkan pelatihan baru yang komprehensif untuk Flutter, yang dibangun oleh The App Brewery – penulis kursus pelatihan iOS berperingkat tertinggi di Udemy.
[Sumber: Google]
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…