Game engine ternyata sangat cocok untuk digunakan untuk melatih sistem kecerdasan buatan. Dalam acara Venturebeat Transform 2019, wakil kepala AI dan mesin pembelajaran Unity Technologies, Danny Lange menjelaskan banyak hal mengenai hal ini.
Lange berpendapat bahwa game engine seperti Unity merupakan tempat yang sangat pas untuk membuat sesuatu yang disebutnya dengan kecerdasan komputer yang sesungguhnya – sistem belajar mandiri yang mampu menghasilkan perilaku kompleks dalam waktu singkat.
Menurutnya, dengan menggunakan game engine, para peneliti dan pengembang dapat membuat simulasi dari aturan dunia nyata dan menguji agen cerdas di dalamnya.
Lange mengungkapkan bahwa game engine memiliki semua yang dibutuhkan untuk bermain-main dengan elemen-elemen inti yang mengarah pada kecerdasan.
Unity Technologies pun sudah melatih beberapa agen cerdas dalam berbagai macam skenario melalui plugin Unity ML-Agents Toolkit. Beberapa agen tersebut pun memperoleh keterampilan dan perilaku baru melalui pembelajaran penguatan, yang mana hanya dengan menerapkan sistem hukuman dan hadiah di dalam lingkungan virtual apapun.
Salah satu contohnya, Lange menunjukkan perkembangan karakter seekor ayam yang harus melewati jalanan yang ramai. Tujuan utamanya, agen (ayam tersebut) harus mengambil hadiah (hadiah) yang tersebar di semua tingkat kesulitan tanpa tertabrak mobil (hukuman).
Pada awalnya sistem kecerdasan buatan akan mempelajari aturan permainan, tetapi setelah enam jam pelatihan berulang, Lange mengatakan bahwa dia bisa menjadi manusia super yang mampu melewati jalanan dengan gesit tanpa tertabrak mobil saat mengambil lebih dari 100 hadiah berturut-turut.
Dalam skenario lain, mungkin hasilnya bisa sangat aneh. Akan tetapi, di masa mendatang, pembelajaran akselerasi semacam ini dapat membantu para pengembang game dalam menghemat waktu ketika membuat karakter yang tidak dapat dimainkan.
Dengan menggunakan pembelajaran akselerasi semacam ini, para pengembang tidak perlu lagi bersusah payah untuk membuat baris-baris kode dalam bahasa pemrograman seperti Java, C#, C ++, Python, atau yang lainnya. Alih-alih demikian, mereka hanya perlu melepas agen dalam skenario tertentu.
Unity memang sedang berusaha untuk membuktikan bahwa pembelajaran penguatan bisa menjadi metode yang kuat untuk membuat sistem kecerdasan yang canggih ketika dikombinasikan dengan game engine.
Salah satu di antara usahanya, mereka bahkan telah bekerja sama dengan Google untuk membangun sebuah penguji mesin pembelajaran bernama Obstacle Tower pada awal tahun 2019 ini.
Di dalam Obstacle Tower, mereka mengembangkan 100 tingkat kesulitan untuk menantang para agen, yang terdiri berbagai macam rintangan, termasuk di antaranya teka-teki, tata letak yang rumit, dan musuh berbahaya.
[Sumber: Venturebeat]
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…