[Sumber: Pexels]
Bahasa pemrograman selalu berkembang dan menjadi sangat banyak akhir-akhir ini. Berbagai macam bahasa baru pun mulai bermunculan, termasuk di dalamnya Go, Swift, Hack, Rust, dan masih banyak yang lainnya. Hal ini tentu menjadi momok bagi para developer pemula yang belum memiliki dasar memilih bahasa pemrograman.
Tidak hanya bahasa pemrograman yang semakin banyak, tool atau software yang dipakai pun menjadi sangat bervariasi. Padahal, pemilihan tool atau software yang tepat tentu mempengaruhi proses dan hasil yang diinginkan. Seorang developer harus memilih tools yang tepat dan sesuai.
Berbagai hal mendasari para developer dalam memilih bahasa pemrograman dan tool yang tepat untuk dan sesuai untuknya. Tidak semua developer memasang kriteria yang sama dalam memilih bahasa pemrograman. Berbagai macam faktor dapat menjadi dasar memilih bahasa pemrograman yang tepat untuk dipelajari.
Hal ini mungkin mudah bagi developer yang sudah expert untuk menentukan bahasa dan tool yang tepat, tetapi bagi developer pemula, apalagi yang sedang mulai belajar, sangat berat untuk menentukan bahasa mana yang harus dipelajari terlebih dulu. Para developer pemula belum memiliki pengalaman dalam menenentukannya.
Meskipun demikian, developer pemula harus memiliki dasar sebelum menentukan bahasa pemrograman yang akan dipelajari. Oleh karena itu, agar tidak tersesat, berikut ini beberapa dasar memilih bahasa pemrograman untuk mulai belajar yang dapat digunakan:
Pilihan produk yang akan dikembangkan dengan bahasa pemrograman pun sangat bervariasi saat ini. Tak hanya untuk mengembangkan perangkat lunak, berbagai macam perangkat keras pun kini dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman.
Hal ini tentu mempengaruhi jenis bahasa pemrograman yang akan digunakan. Ketika ingin mengembangkan aplikasi Android, developer dapat memilih bahasa pemrograman Java maupun C++. Atau jika developer ingin mengembangkan aplikasi iOS, mereka dapat memilih bahasa Objective-C atau Swift.
Berbeda lagi ketika akan memilih membuat sebuah perangkat hardware untuk Internet of Things atau lainnya. Banyak board yang dapat menjadi pilihan, akan tetapi bahasa yang digunakan berbeda-beda, ada yang menggunakan C++, LUA, C, C# dan lainnya, tergantung board dan sistem yang digunakan.
Oleh karena itu, hal pertama yang menjadi dasar memilih bahasa pemrograman yang tepat adalah jenis produk yang ingin dikembangkan. Dengan memilih produk yang diinginkan, para developer pemula akan memperoleh opsi bahasa pemrograman yang lebih sempit, sehingga lebih mudah menentukan bahasa mana yang akan dipelajari.
Komunitas menjadi sebuah basis belajar bagi para developer. Dengan komunitas yang banyak, seorang developer akan semakin mudah untuk mencari hal-hal yang belum diketahuinya. Dengan komunitas yang luas, berbagai macam solusi akan muncul ketika seorang developer mendapatkan masalah dalam belajar.
Kadang kala, permasalahan yang muncul bagi developer baru merupakan permasalahan yang telah ada dan telah terselesaikan sejak lama. Dengan komunitas yang besar, tentu pemecahan permasalahan tersebut akan semakin banyak diperbincangkan, sehingga developer dapat menemukan solusi yang tepat untuk permasalahannya.
Oleh karena itu, komunitas menjadi dasar memilih bahasa pemrograman untuk menentukan seberapa banyak sumber informasi yang dapat kita peroleh di dunia ini, untuk menentukan seberapa banyak tempat belajar bahasa pemrograman yang akan dipelajari.
Komunitas yang dibahas ini bukan hanya tentang komunitas secara offline, akan tetapi komunitas secara online, termasuk di dalamnya situs-situs belajar bahasa pemrograman. Semakin banyak, maka semakin banyak pula data, solusi, informasi, solusi, atau bahkan source code yang dapat kita gunakan.
Untuk belajar sebuah program, kita harus melihat terlebih dulu tingkat kesulitan masing masing bahasa pemrograman. Setiap bahasa pemrograman memiliki tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Semakin kompleks sebuah bahasa pemrograman, maka semakin sulit untuk dipelajari oleh developer pemula. Hal ini berlaku juga sebaliknya.
Developer harus mengetahui terlebih dahulu jenis bahasa yang ingin dipelajari. Sebelum memilih, membaca informasi kompleksitas kesulitan dari bahasa yang akan dipelajari dapat menjadi salah satu cara untuk menentukan bahasa pemrograman. Jika memiliki pengetahuan yang kurang terhadap bahasa yang akan dipelajari, developer tentu tidak dapat memilih bahasa yang sesuai dengan tingkat kemampuan belajarnya.
Oleh karena itu, menyesuaikan jenis bahasa yang akan dipelajari menjadi salah satu dasar memilih bahasa pemrograman. Kesulitan belajar yang menjadi momok developer dapat muncul ketika memilih bahasa pemrograman yang tidak sesuai dengan tingkat kemampuan.
—
Setelah menguasai dasar memilih bahasa pemrograman, developer menenentukan bahasa yang sesuai dan mulai mempelajarinya dengan berbagai cara. Misalnya pada pemrograman Java, developer dapat belajar melalui buku, kursus, ataupun video. Atau pun dapat memanfaatkan situs-situs belajar, seperti yang ditawarkan bahasa pemrograman Python.
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…