Perkembangan Penggunaan Layanan Data di Dunia Mobile


telekomunikasiSaat ini kebanyakan pengguna ponsel featured phone hingga pengguna smartphone mulai menomerduakan penggunaan voice (telepon) dan juga sms. Kehadiran layanan data mulai merubah kebiasaan pengguna dalam berkomunikasi. Pergeseran ini tidak lepas dari andil web 2.0, vendor ponsel / smartphone, serta konten dan aplikasi mobile.

New York Time juga mencatat bahwa tahun lalu (2010) untuk pertama kalinya, jumlah penggunaan data berbentuk teks, email, video, dan web browsing , serta mobile application melampaui jumlah komunikasi melalui media suara / voice. Sama halnya dengan Ericsson, mereka mengatakan bahwa selama kurun waktu dua tahun terakhir ini penggunaan traffic untuk layanan data meningkat dan bekembang hingga mencapai 280 %.

Fenomena ini terjadi salah satunya didukung dengan adanya faktor tren jejaring sosial di kalangan masyarakat dunia maupun di Indonesia, yang notabene sangat bergantung pada layanan data ini. Perkembangan penggunaan layanan data memang berdampak positif untuk penyebaran informasi. Tetapi, dibalik itu ada sedikit masalah pada sektor penyediaan bandwidth untuk layanan data.

Di lain pihak  layanan suara/voice, sudah memiliki infrastruktur yang sangat memadai disertai pemakaian bandwidth yang kecil, sehingga menghasilkan kualitas yang baik. Sangat berbeda dengan layanan data yang memerlukan bandwidth yang sangat besar dan untuk di Indonesia sendiri masih perlu pengembangan di bagian infrastrukturnya agar dapat melayani traffic layanan data yang sangat tinggi.

Dengan adanya kekurang siapan infrastruktur dalam menghadapai lonjakan penggunaan layanan data yang besar maka banyak sekali pengguna yang mengeluhkan Internetnya lambat (padahal tagline nya sudah ada embel-embel broadband). Jika tidak ada perbaikan dari para penyedia layanan data ini, sepertinya krisis bandwidth, cepat atau lambat akan segera muncul.

Dengan didukung smartphone yang dilengkapi dengan fitu-fitur “wah”, jaringan Internet yang cepat, aplikasi menarik dan unik, dan kebutuhan informasi secara real time, menyebabkan tingginya lonjakan permintaan layanan data dari para user itu sendiri.

Berikut adalah rangkuman perbandingan antara layanan suara dan data, jika dilihat dari penggunaan bandwidth (sumber : Rysavy Research).

Bandwidth use of voice and data activities

Ada banyak asumsi yang bisa muncul dari data diatas, tetapi saya ingin menekankan bagaimana beratnya tugas dari operator telekomunikasi untuk memberikan layanan data unlimited bagi para konsumennya.

Bisa kita lihat penggunaan bandwidth pada layanan data yang sangat besar. Belum lagi varian konten yang diberikan pun ikut mendorong penggunaan bandwidth yang makin besar. Untuk aktifitas browsing saja sudah menghabiskan sekitar 3600 Mbps, yang artinya 114 kali lebih banyak dari penggunaan layanan voice. Jika bandwidth tidak dibatasi alias unlimited, maka bisa kita bayangkan demand bandwidth akan membengkak. Padahal saat ini dengan hanya membayar kisaran 100-200 ribu perbulan maka anda akan mendapatkan akses internet tanpa batas.

Lain halnya dengan tagihan telepon (layanan voice) yang biasanya berkisar dari 200-500 ribu perbulan dengan penggunaan bandwidth yang kecil. Jelas penggunaan layanan suara lebih menguntungkan bagi operator telekomunikasi dibandingkan dengan layanan data. Akan tetapi layanan data sendiri cenderung berkembang lebih cepat daripada layanan suara yang perkembangannya bisa dibilang flat. Para operator pun harus berpikir keras bagaimana caranya memberikan akses Internet yang tidak bermasalah tetapi dengan harga murah dan juga unlimited, serta tidak lupa menghasilkan profit.

Jadi apakah akses layanan data yang belum maksimal itu 100% tanggung jawab operator telekomunikasi? Berikan tanggapan anda di kolom komentar kami. Dan jangan lupa ikuti terus perkembangannya di TeknoJurnal.com