Setelah sebelumnya Xiaomi sukses meluncurkan Redmi 1S di Indonesia, kini Xiaomi telah meluncurkan generasi terbarunya yaitu Redmi 2 di Indonesia dan kembali dijual secara resmi melalui situs Lazada. Dengan harga pasaran sekitar Rp. 1,6 juta, apakah ponsel ini layak untuk dibeli? Review Redmi 2 ini mungkin bisa membantu.
Saya sendiri kebetulan mendapatkan review unit Redmi 2 dari pihak Xiaomi dan telah saya coba selama sekitar seminggu. Perlu dicatat review unit ini adalah dari Singapura bukan dari Indonesia namun seharusnya tidak ada perbedaan yang signifikan.
Untuk pengetesan, ponsel saya isi dengan beberapa aplikasi yang rutin saya gunakan seperti Facebook, 9GAG, Twitter, Chrome, Evernote, Wunderlist. Saya tidak menggunakan aplikasi untuk optimalisasi ponsel, mayoritas pengaturan ponsel seputar performa saya set ke default.
Untuk tampilan fisiknya, Redmi 2 agak terlihat berbeda jika dibandingkan dengan Redmi 1S namun masih mengadopsi beberapa elemen dari Redmi 1S terutama tombol kapasitif untuk navigasi.
Tombol navigasi merah buram tanpa backlight ala Redmi tidak pernah saya sukai, seringkali saya sulit untuk langsung menemukan letak tombolnya ketika berada di area dengan pencahayaan kurang. Tapi, jika ponselnya digunakan di area dengan sinar matahari yang jelas, tombol merahnya menjadi terang menyala.
Casing ponsel didesain dengan minimalis tanpa ada yang terlalu mencolok. Di bagian belakang casing terdapat logo Mi dengan model metalik dan untuk kamera terdapat jendolan sehingga ponsel tidak rata ketika ditaruh secara telentang. Lampu flash dan speaker diletakkan di bagian samping kamera belakang.
Model kamera dengan jendolan seperti di Redmi ini sepertinya kini semakin ngetren untuk mempertipis ukuran ponsel. Menariknya, dengan diletakkannya speaker di sebelah kamera, suara yang dikeluarkan oleh Redmi 2 tidak terlalu mendam ketika ponsel berada pada posisi telentang karena speaker tidak sepenuhnya tertutup.
Casing Redmi 2 ini agak terlalu licin menurut saya. Saya sendiri sering merasa takut jatuh ponselnya jika mengeluarkan Redmi 2 dari kantong celana saya. Ada bagusnya jika memiliki ponsel Redmi 2 ini digunakan casing tambahan dengan bahan yang menguatkan genggaman agar tidak mudah jatuh.
Seperti biasa, Xiaomi membenamkan ROM khas mereka, MIUI, di ponsel Redmi 2 dengan launcher yang khas juga ala MIUI. Jujur saja, launcher di MIUI adalah custom launcher Android buatan vendor ponsel yang paling enak dipandang menurut saya.
Mulai dari icon-icon yang ada, aplikasi bawaan, hingga bahkan tampilan folder didesain dengan baik di MIUI. Namun, bagi yang biasa menggunakan Android standar mungkin akan perlu beberapa waktu untuk beradaptasi melihat banyaknya bagian di Android yang diubah oleh MIUI.
Perubahan mencolok lainnya di MIUI dibanding Android standar adalah pemposisian menu setting di MIUI yang banyak dipindah pindah lokasi menunya. Saya sendiri awalnya agak kesulitan untuk menemukan menu setting yang saya inginkan seperti menu penggunaan baterai.
Terakhir, ada satu fitur menarik di MIUI Redmi 2 yaitu fitur one hand mode dengan cara mengusap jari di bagian navigasi ponsel dari tombol home ke tombol recent app ataupun tombol back untuk mengecilkan tampilan ponsel agar dapat dioperasikan secara satu tangan saja.
Fitur seperti ini sangat bermanfaat terutama ketika saya berada di bis ataupun kereta di mana satu tangan saya biasanya memegang pegangan. Dan menurut saya, fitur seperti ini wajib ada untuk ponsel dengan ukuran 4,5″ ke atas.
Pengalaman awal saya mencoba “daleman” Redmi 2, semua terasa lancar. Animasi di ponsel seperti animasi berganti home screen hingga animasi ketika membuka aplikasi terasa lancar.
Saya coba memainkan game seperti Dead Trigger 2 dan Clash of Clans, keduanya dapat dimainkan dengan lancar. Hampir semua yang berhubungan dengan animasi dapat berjalan dengan lancar di Redmi 2.
Awalnya semua berjalan dengan mulus. Namun ketika saya mulai multi tasking menggunakan dan berganti-ganti aplikasi seperti Facebook dan Chrome, Redmi 2 baru menampakkan kelemahannya dari sisi performa.
Sering kali saya temukan proses pergantian aplikasi memerlukan waktu yang cukup lama untuk proses loading-nya. Bahkan pernah saya menunggu hampir 10 detik sebelum saya dapat menggunakan aplikasi yang saya tuju.
Hal ini mungkin dikarenakan besar RAM di ponsel Redmi 2 hanya 1 GB. Namun, saya sebelumnya juga pernah beberapa kali mencoba ponsel dengan RAM 1GB seperti Moto G dan tidak mengalami masalah ini sesering yang saya temukan di Redmi 2.
Setelah saya cek, saya tidak sendirian mengalami hal ini, beberapa pengguna Redmi 2 lain pun pernah mengutarakan masalah yang sama.
Selain soal multi tasking, membuka web berukuran besar menggunakan peramban Chrome sering lag pas scroll. Hal ini bisa diatasi dengan menggunakan peramban web bawaan dari Redmi 2 yang entah kenapa lebih lancar digunakan.
Redmi 2 sudah dilengkapi dengan kamera belakang (8MP) dan kamera depan (2MP) yang sudah cukup untuk di kelasnya. Kualitas gambar hasil foto standar untuk di luar ruangan. Untuk di dalam ruangan dengan pencahayaan agak kurang, gambar yang dihasilkan kurang bagus.
Kualitas tampilan layar di Redmi 2 cukup tajam dan jernih. Warna di layar tidak berubah ketika ponsel dilihat dari sudut pandang yang miring. Jika saya agak sedikit mengkonsentrasikan mata untuk melihat tampilan layar sebetulnya masih dapat terlihat pikselnya secara kasat mata, namun hal ini tidak mengganggu untuk penggunaan sehari-hari.
Untuk ponsel yang harganya relatif murah, suara dari speaker di Redmi 2 menurut saya sangat bagus di kelasnya dan bahkan di volume tinggi suara yang dihasilkan tidak pecah. Saya bandingkan dengan ponsel lainnya di rentang harga yang sama, sangat ketara perbedaan kualitas suara yang dihasilkan.
Ditambah lagi, posisi speaker berada di sebelah gundukan kamera belakang sehingga misal ketika ponsel ditaruh di atas meja secara telentang, suara tidak mendam karena bagian atas ponsel agak terangkat.
Salah satu poin menarik di Redmi 2 adalah dukungan LTE di kedua slot kartu SIM-nya. Untuk menguji coba LTE di Redmi 2, saya menggunakan kartu LTE dari XL. Jaringan LTE dapat saya gunakan dengan lancar di ponsel ini walaupun kecepatan LTE yang ada masih agak rendah untuk saat ini.
Menurut saya agak sia-sia dan buang-buang uang dan baterai ponsel jika menggunakan LTE di Redmi 2 melihat kecepatan yang ditawarkan oleh operator masih sangat rendah dan cakupannya pun masih kecil.
Untuk mengetes daya tahan baterai di Redmi 2, saya coba dengan penggunaan standar saya sehari-hari seperti mengecek email, berselancar web, dan menggunakan Facebook dan Twitter.
Hasil yang saya dapatkan, Redmi 2 dapat bertahan dari sejak saya bangun pagi dengan baterai di posisi 100% hingga pulang kantor di malam hari dengan baterai baterai berada di titik 15% dan layar menyala selama 3 jam 37 menit.
Daya tahan baterainya sudah cukup menurut saya untuk penggunaan sehari-hari. Namun jika menggunakan jaringan LTE, penggunaan baterai di Redmi 2 akan lebih boros.
Layar: Layar sentuh IPS dengan 16M warna, proteksi layar Dragontrail, resolusi 720×1280 piksel, dan kepadatan pixel 312 ppi
Memori: MicroSD hingga 32 GB, kapasitas internal 8 GB (hanya 5,75 GB yang dapat digunakan oleh pengguna), dan RAM 1 GB
Jaringan Seluler: 2G, 3G, 4G FDD LTE (Band 3: 1800 MHz, Band 7: 2600 MHz, Band 8: 900 MHz)
SIM: Dual SIM (Micro-SIM, dual stand-by, bisa 4G FDD LTE kedua SIM-nya)
Prosesor: Qualcomm MSM8916 Snapdragon 410 quad-core 1.2 GHz Cortex-A53
Prosesor Grafis: Adreno 306
Kamera: Kamera depan 8 MP dan kamera belakang 2 MP
Baterai: Li-Po berkapasitas 2200 mAh
Lainnya: Dukungan GPS, Bluetooth, dan USB2.0 OTG
Spesifikasi lengkapnya bisa dilihat di situs inponsel.co.id
Plus:
Minus:
Secara keseluruhan, saya puas menggunakan Redmi 2 untuk penggunaan sehari-hari walaupun masalah di memori sukses beberapa kali membuat saya jengkel. Bagi yang ingin membeli ponsel baru dengan harga murah dan spesifikasi mumpuni, Redmi 2 bisa menjadi pilihan selama tidak masalah dengan multi tasking yang sering lambat.
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…