[sumber: Pixabay]
Google mengumumkan penambahan library baru untuk Google Analytics pada tanggal 18 Februari 2016 kemarin. Library baru tersebut memungkinkan developer membuat sebuah penelusuran terhadap data-data relevan yang terdapat pada web modern. Library tersebut adalah Autotrack for analytics.js.
Kini, web-web berkembang dengan sangat kompleks dan bervasiasi. Interaksi dengan penggunanya tak sebatas berupa tombol tautan dan mengisi sebuah formulir. Beberapa web menampilkan pageview tidak secara utuh. Banyak jenis situs web berkembang dari mulai yang tradisional, situs statis, sampai ke aplikasi web yang penuh dengan fitur.
Oleh karena itu, kebutuhan dalam analisi pun meningkat. Untuk itu, Google merilis Library Autotrack for analytics.js. Autotrack akan membantu developer untuk melakukan pelacakan terhadap interaksi dan menyediakan beberapa fitur kenyamanan yang akan memberikan kemudahan dibandingkan sebelumnya dalam memahami bagaimana pengguna menggunakan situs.
Autotrack Library merupakan sebuah library yang dikembangkan sebagai koleksi dari plugins analitics.js. Library ini akan memudahkan developer untuk menggunakan seluruh library yang ada, untuk mengambil dan menggunakan beberapa plugins yang dibutuhkan.
Beberapa fitur ditanamkan dalam Autotrack, seperti Outbound link and from tracking, URL change tracking for single page applications, Declarative event tracking, dan Media query tracking. Google Analytics masih dapat melacak situs-situs yang menggunakan tautan yang masih dalam satu situs. Tapi Google tidak dapat menangkap apa yang terjadi jika link tersebut terlempar ke domain lain.
Selain itu, beberapa browser telah menghentikan penggunaan JavaScript. Oleh itu, Autotrack dapat digunakan untuk mengatasi Outbound link dan format pelacakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sementara itu, pembangunan aplikasi situs menggunakan History API akan membuat aplikasi menjadi dinamis dalam memuat konten, tetapi perubahan URL tidak cukup hanya membutuhkan pelacak default.
Oleh sebab itu, Google juga mengembangkan fitur pada Autotrack, yaitu URL change tracking for single page applications agar developer dapat mendeteksi perubahan URL meskipun menggunakan History API dan melacaknya sebagai tampilan halaman.
Autotrack juga mendukung fitur Declarative event tracking, yaitu fitur yang mendukung developer mengenali event yang terjadi pada situs yang disesuaikan dengan kategorinya dalam Google Analytics. Google Analytics juga dapat digunakan untuk melacak query dari media yang digunakan oleh developer.
Untuk mencoba memulai menggunakan Autotrack, developer dapat mengunjungi laman usage section dari dokumentasi.
[via Google Developer Blog]
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…