Dapat menghasilkan uang dari aplikasi mobile yang kita buat (atau bahasa kerennnya memonetasi) itu sudah pasti adalah cita-cita dari sebagian besar pengembang aplikasi. Namun, hal ini juga lah yang membuat pusing kebanyakan pengembang aplikasi apalagi jika platform aplikasinya tidak mendukung banyak model monetasi. Yang menyulitkan lagi adalah Indonesia sepertinya masih dianak tirikan untuk soal akses ke beberapa layanan monetasi aplikasi mobile.
Sebagai contoh, di Android pengembang aplikasi asal Indonesia masih menghadapi hambatan besar dalam memonetasikan aplikasi Android-nya di Google Play karena hingga saat ini masih belum bisa memanfaatkan layanan billing dari Google Play. Alternatif paling mudah dan dapat diimplementasikan secara umum oleh pengembang aplikasi untuk memonetasi aplikasi yang mereka buat adalah dengan melalui iklan dan salah satu caranya adalah dengan menggunakan AppWrapper.
Saat ini, sudah banyak sekali berbagai macam layanan yang memungkinkan kita untuk memasang iklan di aplikasi yang kita buat. Dari berbagai layanan tersebut ada satu yang agak unik yaitu AppWrapper dari Vserv. Vserv sendiri adalah sebuah jaringan iklan mobile yang sudah mendunia sedangkan AppWrapper adalah teknologi yang mereka kembangkan untuk membantu pengembang aplikasi dalam memasang iklan di aplikasi mereka secara mudah.
[two_fifth padding=”0 20px 0 0″][/two_fifth]
Tidak seperti kebanyakan layanan iklan lainnya, pengembang aplikasi dapat memasang iklan mereka menggunakan AppWrapper bahkan tanpa memerlukan pengkodingan aplikasi. Hal ini dikarenakan dengan AppWrapper pengembang aplikasi tinggal mengirimkan aplikasi mereka ke AppWrapper dan secara otomatis aplikasinya akan di-“wrap” dengan iklan oleh AppWrapper.
Format iklan yang didukung oleh AppWrapper dari Vserv juga bermacam-macam mulai dari format billboard, iklan interaktif HTML 5, hingga video. Untuk platform mobile yang didukung oleh AppWrapper sudah mencakup beberapa platform populer yaitu JavaMe, Android, dan Windows Phone 7.
Nantinya pengguna aplikasi yang aplikasinya di-“wrap” dengan AppWrapper akan melihat iklan ketika mereka melakukan perindahan “jendela” aplikasi. Contoh misalnya iklan akan muncul terlebih dahulu memenuhi layar ponsel pengguna ketika pengguna aplikasi membuka aplikasinya atau ketika pengguna aplikasi selesai memainkan level dalam sebuah game dan mereka akan diperlihatkan iklan terlebih dahulu sebelum berpindah ke level berikutnya.
Mohamad Iqbal, President di Nokia Indonesia Community Enthusiasts, membuat video singkat yang menjelaskan bagaimana pengembang aplikasi dapat mengimplementasikan iklan di aplikasi mereka menggunakan AppWrapper.
Di video tersebut Iqbal mencontohkan prosesnya untuk aplikasi di platform Windows Phone 7 namun sepertinya prosesnya tidak akan jauh berbeda untuk di JavaMe dan Android. Untuk platform lainnya seperti BlackBerry dan iOS sebetulnya juga dapat menggunakan layanan iklan dari Vserv namun menggunakan cara yang lain dan memerlukan koding.
Aplikasi buatan pengembang aplikasi asal India ini, VenkatRamanan Ramasubramanian, dikabarkan sudah diunduh lebih dari 1 juta unduhan pada Agustus 2012 lalu. Music Mixer sendiri adalah sebuah aplikasi sederhana di mana penggunanya dapat menggabungkan 2 musik menjadi 1 musik. Untuk iklannya, pengembangnya memasang iklan dari AppWrapper ketika pengguna membuka aplikasinya pertama kali.
Saya mencoba aplikasi ini menggunakan Nokia Asha 309. Ketika iklan dari Vserv muncul, iklannya ditampilkan secara satu layar penuh sehingga pengguna mau tak mau pasti akan melihat iklannya. Untuk menghilangkan iklannya di ponsel yang saya gunakan agak sedikit sulit sehingga ada kemungkinan besar pengguna secara tidak sengaja memencet iklannya. Bagus untuk pengembang aplikasinya (karena semakin banyak yang mengklik iklannya), namun mungkin akan sedikit membuat kesal pengguna aplikasinya.
Dari aplikasinya (entah apakah dari aplikasi Music Mixer saja atau gabungan dari aplikasi lainnya juga), VenkatRamanan mengatakan bahwa ia sudah menghasilkan uang sebesar 15 kali lipat daripada gaji dari tawaran kerjaan yang ia dapat sewaktu ia kuliah. Tidak jelas berapa detail penghasilannya, namun jika saya kalkulasikan menggunakan upah minimum di India secara kasar paling kecil berarti dia mendapat sekitar 7,4 juta rupiah per bulan dari iklan di aplikasinya.
[/three_fifth]
Tampilan game Sheepdog Pro. Gambar paling kanan adalah iklan dari Vserv yang muncul ketika pengguna menutup aplikasi
Aplikasi berjenis game ini dibuat oleh pengembang aplikasi asal Inggirs, Mick Reiss dari perusahaan R.A.I. Game Sheepdog Pro menantang pemainnya untuk menggiring domba-domba layaknya gembala ke area tertentu secepat-cepatnya. Model level di game-nya tidak berbeda jauh dengan casual game yang beredar saat ini. Menurut pengembangnya game ini sudah diunduh sebanyak 150.000 kali pada bulan Agustus 2013 ini.
Untuk iklannya yang menggunakan layanan AppWrapper Vserv, Mick menampilkan iklannya ketika penggunanya ingin keluar dari game-nya. Sama dengan aplikasi Music Mixer, iklan ditampilkan secara satu halaman penuh namun untuk menutup iklannya jauh lebih mudah sehingga pengguna tidak akan kesulitan. Tidak diketahui berapa Mick mendapatkan pemasukan dari iklan Vserv yang ia implementasikan di game-nya ini.
We have had tremendous success with App Developers in Indonesia as the AppWrapper simplifies the process of monetisation down to a single click. It is a zero coding approach to app monetisation. With the AppWrapper, the developer just needs select his / her app, click the AppWrapper button and monetisation gets enabled on the app, all in less than 60 seconds! – David Yin, GM Developer Alliances di Vserv
Di Indonesia, beberapa pengembang aplikasi terkenal sudah menggunakan layanan AppWrapper dari Vserv ini. Berdasarkan data yang saya dapat dari David Yin, beberapa di antaranya adalah Own Games, Aksara Studios, Educa Studios, Kompas Gramedia, Sola Interactive, StarDev, Alterhart Studios, dan Nightspade.
Beberapa teman saya di Indonesia yang berkutat di dunia pengembangan aplikasi pernah saya tanya tentang Vserv dan mereka mengatakan bahwa Vserv adalah salah satu layanan penyedia iklan yang mereka rekomendasikan. Ada juga beberapa teman saya yang pernah komplain aplikasi Android-nya crash setelah di-“wrap” dengan AppWrapper. Namun begitu hal ini terjadi sekitar awal tahun lalu dan mungkin kini AppWrapper sudah lebih kompatibel dengan banyak aplikasi Android.
Dari informasi yang saya ketahui juga ada beberapa pengembang aplikasi Indonesia yang sudah berhasil memanfaatkan AppWrapper dan mendulang uang yang cukup banyak namun untuk saat ini belum ada detail lebih lanjut tentang itu.
Untuk iklan, Vserv sepertinya juga menyajikan iklan yang “tidak aman”. Namun untungnya pengembang aplikasi dapat memilih opsi untuk tidak menampilkan konten jenis tersebut di penyetelan iklan yang ditampilkan di aplikasi mereka. Sangatlah tidak pas jika misalnya aplikasi yang kita buat kontennya religius namun menampilkan iklan yang tidak senonoh.
Selain iklan, Vserv juga menyediakan layanan monetasi aplikasi melalui model try & buy, pay per play, dan micro subscriptions.
Try & buy – model monetasi dimana pengguna aplikasi dapat mencoba sebuah aplikasi secara gratis terlebih dahulu untuk beberapa waktu tertentu dan setelah itu untuk lanjut menggunakan aplikasi harus membayar.
Pay per play – di model ini pengguna harus membayar setiap kali menggunakan aplikasinya
Micro subscriptions – model monetasi ini cukup terkenal di negara-negara seperti Indonesia. Pengguna harus membayar terlebih dahulu untuk dapat menggunakan aplikasi ini untuk waktu tertentu. Pengguna dapat memilih dalam membayar untuk menggunakan aplikasi ini apakah itu untuk sehari, satu minggu, atau satu bulan. Mirip dengan berlangganan Internet di ponsel di Indonesia.
Sebelum menulis artikel ini, saya sudah pernah beberapa kali melihat iklan dari Vserv dari beberapa aplikasi yang saya gunakan. Sejauh pengalaman saya secara subjektif model iklan Vserv lebih enak untuk dilihat dari sisi pengguna dibandingkan dengan iklan yang muncul “nyempil” di tampilan aplikasi. Namun, khusus untuk iklan Vserv yang ditampilkan di aplikasi Music Mixer yang saya telah jelaskan sebelumnya cukup menganggu bagi pengguna menurut saya. Entah apakah kesalahan terletak pada pengembang aplikasinya atau di Vserv untuk ini.
Untuk mulai mencoba menggunakan AppWrapper dari Vserv, bisa mengunjungi situs resminya di Vserv.mobi
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…