Facebook kembali meluncurkan teknologi baru bernama Face De-Identification, yang bisa digunakan untuk menggagalkan cara kerja sistem pengenalan wajah yang sekarang mulai banyak diterapkan di berbagai negara.
Dikembangkan oleh tiga peneliti sistem kecerdasan buatan yang bekerja untuk Facebook, teknologi Face De-Identification akan melakukan modifikasi wajah manusia dalam sebuah konten video sehingga sistem pengenalan wajah tidak akan bisa mengenalinya.
Dengan menggunakan teknologi ini, sistem pengenalan wajah yang bekerja tidak akan bisa mencocokkan apa yang mereka lihat di rekaman video dengan gambar orang-orang yang ada di dalam basis datanya.
Prinsip kerjanya terlihat cukup sederhana, di mana teknologi Face De-Identification ini akan mengubah beberapa detail yang terdapat di wajah orang-orang, seperti mengubah bentuk mulut atau mengubah ukuran matanya.
Namun tentu saja tidak sesederhana itu, karena teknologi Face De-Identification ini secara teknis bekerja sedikit lebih rumit dari yang terlihat, seperti apa yang ditulis oleh Venturebeat dalam laporannya.
Dalam laporan tersebut, Venturebeat mengungkapkan bahwa Face De-Identification menggunakan sistem kecerdasan buatan yang akan menggunakan arsitektur encoder-decoder untuk menghasilkan topeng dan gambar.
Selama pelatihan, wajah orang (subyek) akan didistorsi, kemudian dimasukkan ke dalam jaringan. Kemudian selanjutnya, sistem akan menghasilkan gambar wajah seseorang yang terdistorsi dan tidak terdistorsi untuk keluaran yang dapat disematkan ke video.
Sementara dalam proses tersebut, teknologi Face De-Identification ini memungkinkan penggunaan yang lebih etis dari rekaman video orang untuk melatih sistem kecerdasan buatannya, yang mana biasanya memerlukan beberapa contoh untuk mempelajari cara meniru konten yang mereka proses.
Menariknya, karena dirancang untuk membuat wajah orang tidak bisa dikenali oleh sistem pengenalan wajah, sistem kecerdasan buatan Facebook ini dapat dilatih tanpa melanggar privasi subjek uji.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Facebook, yang dikutip dalam laporan TheNextWeb, sistem Face De-Identification ini bisa digunakan pada konten-konten pra pengambilan gambar ataupun video siaran langsung.
Sayangnya, belum ada rencana mengenai masa depan teknologi ini di produk-produk yang dimilikinya. Mereka sementara ini hanya membagikan detail mengenai teknologi ini melalui dokumen berikut ini.
[Sumber: TheNextWeb]
Cisco mengungkapkan tiga kerentanan dalam layanannya. Ini dia penanganannya!
Ini ulasan mengenai keuntungan OptimalCloud Partner Platform, platform baru milik Optimal idM!
Google kenalkan dua koleksi baru dari Coral. Dua koleksi baru ini bakal menambah kemampuan pengembangan…
Raksasa Google baru saja mengembangkan sistem pemindaian kanker payudara berbasis kecerdasan buatan. Bagaimana hasilnya, berikut…
Meski dikenalkan bersamaan dengan Android 10 Beta, sampai kini Bubbles Notifications masih dalam tahap pengembangan.…
Samsung akan kembali memamerkan hasil program C-Lab ke ajang CES 2020. Ini dia proyek dan…